Prediksi saya tidak memprediksi market lagging berapa hari, karena data saya update-nya setiap hari. Saya sadari pasar perlu waktu mencerna, tetapi saya belum mampu mempertimbangkan berapa lama waktu yang diperlukan pasar untuk mencerna.
Secara data:
Tentang Jolts, Claim data, ADP dan NFP yang tidak sesuai prediksi, pada dasarnya logika saya juga menyetujui bahwa seharusnya data pekerjaan tidak naik, terlihat dari PMI yang turun, Retail sales yang dibawah forecast dan data perumahan yang minus, saya sengaja menginverse data karena dimasa yang lalu data ini selalu digocek:
Directionnya adalah dedolarisasi, dan Tiongkok adalah Pemilik UST terbesar didunia ke-2 setelah Jepang, lalu Tiongkok jual beberapa, sehingga sekarang Tiongkok adalah pemilik UST terbesar ke-3 didunia.
Apapun yang terjadi pada Cadev USD Tiongkok ini saya curiga, jika naik artinya Tiongkok menerbitkan surat utang dalam bentuk dollar, Seperti yang dilakukannya di Saudi, untuk memodali rencananya membangun Belt Road Initiative dengan memberikan pinjam pada negara-negara yang membutuhkan namun dengan syarat mengembalikannya dalam bentuk Yuan, sehingga pelan-pelan Cadev negara itu berubah dari Dollar ke Yuan.
Namun jika Cadev ini turun, saya mencurigai Tiongkok sudah memulai dedolarisasi dengan menjual cadev-nya untuk membeli emas sehingga DXY terus menguat agar inflasi AS tidak turun. Either way, isi otak saya adalah curiga hahahaha, Karena Tiongkok terlalu pinter bagi saya untuk memprediksi.