Jakarta – Pejabat senior Bank Italia, Chiara Scotti, mendesak Uni Eropa untuk menetapkan standar seragam dalam penerbitan stablecoin lintas batas guna melindungi pengguna. Hal ini merespons perdebatan antara Komisi Eropa dan Bank Sentral Eropa (ECB) terkait model multi-penerbitan stablecoin atau token uang elektronik (EMT).
Scotti memperingatkan, meski model multi-penerbitan dapat meningkatkan likuiditas global, risiko hukum, operasional, hingga stabilitas keuangan di Uni Eropa juga meningkat, terutama jika penerbit berada di luar kawasan. Ia menekankan pentingnya regulasi yang memastikan perlindungan konsumen sesuai standar MiCAR (Markets in Crypto Assets Regulation).
Sementara itu, Korea Selatan tengah menyiapkan rancangan undang-undang (RUU) stablecoin yang rencananya diajukan Oktober mendatang. RUU ini akan mengatur penerbitan, manajemen agunan, serta mekanisme pengendalian risiko stablecoin.
Sejalan dengan itu, Presiden Circle, Heath Tarbert, dijadwalkan bertemu dengan bank-bank besar Korea Selatan, termasuk KB Kookmin dan Hana, untuk membahas peluang kolaborasi penerbitan stablecoin. Langkah ini dipandang dapat memperkuat infrastruktur keuangan digital di Asia, dengan potensi peluncuran stablecoin berbasis won selain USDC.
Uni Eropa dan Korea Selatan kini sama-sama bergerak memperjelas kerangka regulasi stablecoin, yang dinilai penting dalam menjaga stabilitas sekaligus mendorong adopsi aset digital secara global.