Jakarta, 20 September 2025 – Bitcoin (BTC) tengah berada di fase kritis setelah mencatat kenaikan tipis dalam 24 jam terakhir di level USD 116.800, dengan volume perdagangan harian mencapai USD 36,7 miliar.
Analisis historis dari EGRAG Crypto menunjukkan bahwa setiap siklus bullish Bitcoin diikuti koreksi tajam. Penurunan sebelumnya tercatat 93% (2011), 86% (2013), 84% (2017), dan 77% (2022), dengan rata-rata koreksi sekitar 85%.
Berdasarkan model pasar EGRAG, harga Bitcoin berpotensi mencapai puncak di USD 175.000 sebelum terkoreksi 70–80%. Jika skenario itu terwujud, harga BTC bisa kembali jatuh ke kisaran USD 35.000–52.000.
Sementara itu, pasar menghadapi momentum penting dengan expiry kontrak opsi saham dan ETF senilai USD 4,9 triliun pada hari ini. Fenomena yang dikenal sebagai triple witching ini kerap memicu volatilitas tinggi. Sebelumnya, expiry Maret 2025 membuat BTC turun 17%, sedangkan expiry Juni menyeret harga di bawah USD 100.000.
Dari sisi teknikal, analis Ali Martinez menyoroti potensi pola inverse head-and-shoulders pada grafik 4 jam Bitcoin. Ia memperkirakan harga bisa turun lebih dulu ke USD 112.000–113.000 sebelum rebound. Jika menembus neckline di USD 117.950, BTC berpotensi reli ke USD 130.000, dengan resistensi di level USD 121.000, USD 125.000, dan USD 127.000.