Pasar kripto jatuh dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC) hari ini rontok pada Sabtu (20/9/2025) pagi. Kondisi ini menambah ekspektasi penurunan harga menuju US$ 110 ribu seiring dengan jadwal kadaluwarsa kontrak opsi dan berjangka senilai US$ 4,9 triliun di pasar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Sabtu (20/9/2025) pukul 9.25 WIB, kapitalisasi pasar kripto global jatuh 1,81% menjadi US$ 4,03 triliun dalam 24 jam. Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) hari ini terlihat ambles 1,43% dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga Bitcoin di level US$ 115.579 per koin atau setara Rp 1,92 miliar (kurs, Rp 16.647).
Pelemahan juga terjadi pada Ethereum (ETH) sebesar 3,1% menjadi US$ 4.464, XRP jatuh 2,87% menjadi US$ 2,98, Binance (BNB) terpangkas 0,06% menjadi US$ 985, Dogecoin (DOGE) anjlok 5,62% menjadi US$ 0,26, dan Solana ambles 3,61% menjadi US$ 238.
Dikutip dari CoinTelegraph, harga Bitcoin (BTC) melemah ke US$115.548 pada Jumat (19/9/2025) setelah gagal menutup perdagangan harian di atas level penting US$117.200. Kondisi ini menambah ekspektasi penurunan harga menuju US$ 110 ribu seiring dengan jadwal kadaluarsa kontrak opsi dan berjangka senilai US$4,9 triliun di pasar Amerika Serikat (AS).
Data Cointelegraph Markets Pro dan TradingView mencatat BTC/USD nyaris menembus level US$117.200, yang dipandang analis sebagai batas penting jangka pendek. Jika level ini berhasil ditembus, harga Bitcoin dinilai berpotensi menguji kembali area US$120 ribu.
“Begitu Bitcoin menembus level ini, jalan menuju US$120 ribu terbuka. Namun, terakhir kali kita gagal, harga kembali jatuh ke zona bawah,” kata trader populer Crypto Caesar di X.
Sementara itu, investor kripto Ted Pillows memperkirakan tekanan jual akan berlanjut hingga berakhirnya kontrak opsi pekan ini.
“Bitcoin gagal merebut kembali level US$117.200. Hari ini, kontrak berjangka dan opsi saham AS senilai US$4,9 triliun akan kadaluwarsa. Secara historis, ini biasanya memicu volatilitas turun di pasar saham, dan karena kripto mengikuti saham AS, dampaknya akan terasa di Bitcoin dan altcoin,” ujarnya.
Likuiditas Tekan Bitcoin
Sumber lain menyebut faktor likuiditas buku order bursa semakin menambah risiko penurunan. Trading resource TheKingfisher menyoroti area US$ 110 ribu– 113 ribu sebagai ‘magnet harga’ karena mayoritas likuiditas berada di bawah level saat ini.
Hal serupa diungkap Glassnode. Menurutnya, setelah pertemuan The Fed pada Rabu (17/9/2025), terjadi perubahan besar pada komposisi buku order. Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya di 2025, yang mendorong emas dan pasar saham AS mencetak rekor tertinggi baru.
“Pasca keputusan FOMC, posisi short di US$ 117 ribu sudah tersapu, dan kini muncul potensi likuidasi posisi long di US$ 112.700,” tulis Glassnode.