Skip to content

Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia

Menu
Menu

Harga Bitcoin Tertekan ke Bawah US$ 115.000, Kebijakan The Fed Picu Volatilitas

Posted on September 22, 2025

Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan harga Bitcoin bergerak di bawah US$ 116.000, Senin (22/9/2025).

Sesuai dengan yang dilaporkan Cointelegraph, ini menunjukan bahwa harga Bitcoin tetap terjepit antara support dan resistance di US$ 114.000 dan US$ 117.200.

Adapun kedua level tersebut berada di radar sepanjang pekan lalu, karena harga bereaksi terhadap pemicu volatilitas makroekonomi Amerika Serikat (AS).

“Pengujian ulang US$ 114.000 ke level support terus berhasil, tetapi ada resistensi di US$ 117.000,” kata pedagang dan analis Rekt Capital saat mengunggah grafik terkait.

Menurutnya, ini akan menghasilkan konstruksi terikat rentang dan akan segera mengetahui seberapa lemah atau kuat resistensi US$ 117.000 sebenarnya.

Rekan pedagang Daan Crypto Trades memiliki pandangan yang lebih luas, dengan fokus pada rentang US$ 112.000 dan US$ 118.000 untuk isyarat pasar.

“Sangat sedikit yang terjadi. Ini adalah akhir pekan keempat berturut-turut di mana kita melihat sedikit volatilitas dan kemungkinan tidak ada gap yang tercipta,” katanya merujuk pada gap akhir pekan di pasar berjangka Bitcoin CME Group. 

Menurutnya perlu menunggu pergerakan harga Bitcoin pada pekan ini. Level jangka pendek utama yang perlu diperhatikan adalah US$ 112.000 dan US$ 118.000.

Investor kripto dan pengusaha Ted Pillows setuju dengan kurangnya pergerakan pada harga Bitcoin.

“Jika para investor berhasil mendorong Bitcoin di atas level US$ 117.000, reli bisa saja terjadi. Jika tidak, rencananya akan berupa penjualan besar-besaran yang kemudian diikuti oleh reli di kuartal keempat,” katanya.

Menurutnya, prospek makro tampaknya akan memberikan lebih banyak volatilitas untuk kripto dan aset berisiko hingga akhir September 2025.

Salah satunya, pengukur inflasi dari Federal Reserve (The Fed) AS, indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang akan dirilis pada 26 September 2025.

Berbagai pejabat The Fed, termasuk Ketua Jerome Powell dijadwalkan berbicara hanya beberapa hari setelah memberlakukan pemotongan suku bunga pertama 2025 .

“Kami akan menghadapi minggu sibuk lainnya,” komentar The Kobeissi Letter dalam utas X mengenai topik tersebut.

Kobeissi mencatat bahwa pasar akan mencari petunjuk mengenai kebijakan The Fed di masa mendatang dalam data makro, dengan keputusan suku bunga berikutnya akan dirilis pada 29 Oktober 2025.

Data dari FedWatch Tool milik CME Group menunjukkan pasar sangat yakin bahwa pemotongan suku bunga sebesar 0,25% akan terjadi.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Tom Lee Agresif Borong Rp1,8 Triliun Ethereum, Saingi Kekayaan MicroStrategy!
  • Meme Coin TRUMP & MELANIA Ngetren Lagi Jelang Pertemuan Trump–Xi Jinping!
  • Bitcoin Tembus $116.000, Short Seller Alami Kerugian Besar
  • Altcoin Season Melemah, Pasar Kripto Terkoreksi Tajam
  • Harga Solana Tembus Rp 3,32 Juta, ETF Baru Dongkrak Optimisme Pasar

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • October 2025
  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024

Categories

  • Alt Coin
  • Hot Crypto
  • Hot News
  • Solusi Investasi
  • Uncategorized
©2025 Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia | Design: Newspaperly WordPress Theme