Jakarta – Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia, bersama Antalpha berencana mengumpulkan dana sebesar USD 200 juta atau sekitar Rp 3,31 triliun untuk membangun wahana perbendaharaan aset digital baru yang berfokus pada token emas XAUt.
XAUt adalah token emas berbasis blockchain yang diluncurkan anak perusahaan Tether pada 2020 dan didukung emas batangan yang disimpan di Swiss. Saat ini, kapitalisasi pasarnya hampir mencapai USD 1,5 miliar (Rp 24,85 triliun).
Langkah ini menjadi bagian dari perluasan kemitraan Tether dan Antalpha yang sebelumnya telah memperkenalkan layanan pinjaman, kustodian, serta penukaran token XAUt. Antalpha juga berencana membuka brankas di pusat keuangan global untuk memungkinkan penukaran token dengan emas fisik.
CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan dukungannya terhadap emas sebagai penyimpan nilai. Tether sendiri tercatat memiliki cadangan emas senilai USD 8,7 miliar (Rp 144,16 triliun) per Juni 2025.
Inisiatif ini hadir di tengah meningkatnya permintaan emas global yang naik 46% tahun ini akibat ketegangan geopolitik dan inflasi. Kapitalisasi pasar XAUt juga dilaporkan berlipat ganda dalam periode yang sama.
Meski pesaingnya Circle melantai di bursa dengan lonjakan saham 500%, Tether menegaskan tidak berencana melakukan IPO dan memilih memperluas bisnis melalui aset berbasis emas, penambangan Bitcoin, hingga infrastruktur pembayaran.