Shutdown AS dan Dolar Melemah Jadi Pemicu Utama
Krisis politik di Washington memuncak setelah pemerintah Amerika Serikat resmi mengalami shutdown pertama sejak 2018.
Banyak lembaga federal terpaksa berhenti beroperasi, menambah kekhawatiran pasar terhadap stabilitas fiskal AS.
Dalam kondisi seperti ini, investor global kembali melirik aset desentralisasi seperti Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap risiko politik dan inflasi.
Di sisi lain, dolar AS (USD) melemah lebih dari 10% sepanjang 2025, menjadikannya tahun terburuk sejak 1973, menurut analisis The Kobeissi Letter.
Aksi Akumulasi Kuat dari Whale dan Institusi
Data on-chain yang diungkap Sygnum Bank menunjukkan tekanan jual dari pemegang jangka panjang (long-term holder) mulai menurun.
Sebaliknya, investor besar atau whales tampak melakukan akumulasi agresif di level harga $120.000 ke atas.
Analis dari Sygnum Bank menyebut situasi ini mirip dengan fase awal reli 2021, ketika pasar bertransisi dari distribusi menuju fase akumulasi baru.
Efek Kebijakan The Fed Jadi Faktor Penentu
Meski pasar crypto tengah euforia, analis memperingatkan bahwa arah kebijakan Federal Reserve (The Fed) masih akan menentukan keberlanjutan reli ini.
Jika The Fed mempertahankan sikap dovish dan terus menurunkan suku bunga, Bitcoin berpotensi menembus $150.000 sebelum akhir 2025, menurut Charles Edwards, pendiri Capriole Investments.
Namun, sebagian analis seperti Jake Kennis (Nansen) menilai euforia ini masih perlu konfirmasi lebih lanjut.