Jakarta – Bursa kripto asal Amerika Serikat, Gemini, resmi meluncurkan operasi lokal di Australia pada Kamis (9/10/2025). Langkah ini menjadi bagian dari ekspansi global perusahaan untuk memenuhi permintaan tinggi terhadap perdagangan aset digital di kawasan Asia-Pasifik.
“Kami melihat peluang besar untuk membangun platform lokal yang dioptimalkan bagi pengguna Australia,” ujar Saad Ahmed, Head of APAC Gemini, di konferensi kripto TOKEN2049 di Singapura.
Peluncuran entitas baru bernama Gemini Intergalactic Australia memungkinkan perusahaan beroperasi secara penuh setelah terdaftar di AUSTRAC sebagai penyedia mata uang digital resmi. Sebelumnya, pelanggan Australia menggunakan platform global Gemini tanpa dukungan lokal.
Menurut data Australian Independent Reserve Cryptocurrency Index, tingkat adopsi kripto di Australia naik menjadi 31% pada awal 2025, naik dari 28% tahun sebelumnya — menandakan potensi pasar yang terus tumbuh.
Gemini, yang didirikan oleh kembar miliarder Tyler dan Cameron Winklevoss pada 2014, baru-baru ini juga melantai di Nasdaq, mengumpulkan USD 425 juta (sekitar Rp 7 triliun) melalui penawaran umum perdana (IPO). Saham Gemini sempat melonjak 14% pada debut perdagangannya, dengan valuasi mencapai USD 3,3 miliar (Rp 54 triliun).
Perusahaan saat ini mengelola aset lebih dari USD 21 miliar (Rp 343 triliun) dan menawarkan berbagai layanan, termasuk stablecoin berbasis dolar AS, kartu kredit dengan reward kripto, serta layanan kustodian institusional.
Meski masih mencatat kerugian bersih sebesar USD 283 juta (Rp 4,63 triliun) pada paruh pertama 2025, ekspansi ke Australia menjadi langkah penting Gemini untuk memperkuat posisi di pasar global dan memperluas jangkauan pengguna di sektor kripto yang terus berkembang.