Jakarta – Pasar aset kripto kembali memanas setelah Bitcoin (BTC) menembus rekor harga tertinggi sepanjang masa di level USD 126.000 atau sekitar Rp2,1 miliar per koin. Pencapaian ini menegaskan posisi Bitcoin sebagai aset lindung nilai global di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.
Dalam setahun terakhir, harga Bitcoin melonjak hampir dua kali lipat, sempat mencapai USD 126.080 sebelum stabil di kisaran USD 124.700. Kenaikan ini turut diikuti oleh Ethereum yang naik ke USD 4.600 dan XRP ke USD 2,9, mencerminkan meningkatnya kepercayaan terhadap aset kripto utama.
Reli harga Bitcoin kali ini didorong oleh arus dana institusional besar-besaran, terutama dari ETF Bitcoin milik perusahaan seperti BlackRock dan Fidelity, yang mencatat miliaran dolar arus masuk dalam sepekan terakhir. Di sisi lain, cadangan Bitcoin di bursa global berada di titik terendah dalam enam tahun, menandakan banyak investor memilih menyimpan asetnya untuk jangka panjang.
Menurut Vice President INDODAX, Antony Kusuma, kenaikan harga ini bukan sekadar euforia pasar, melainkan bukti bahwa Bitcoin telah memasuki fase kematangan baru dalam sistem keuangan global. Ia menyebut, reli kali ini lebih sehat karena didukung partisipasi institusi, bukan sekadar investor ritel seperti pada tahun 2021.
Antony juga melaporkan lonjakan volume transaksi di INDODAX hingga 50% dalam sepekan terakhir, dengan nilai perdagangan harian mencapai Rp1 triliun saat Bitcoin menyentuh rekor tertinggi. Ia menilai tren ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap investasi aset digital.
Lebih jauh, ia menyebut Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat industri kripto di Asia Tenggara, berkat regulasi yang semakin matang dan dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Antony menegaskan bahwa Bitcoin kini berperan sebagai “emas digital” modern berkat suplai terbatasnya sebesar 21 juta unit. Namun, ia mengingatkan agar investor tetap disiplin dan tidak terjebak euforia, serta menerapkan strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) untuk menghadapi volatilitas pasar.
Dengan reli ini, Bitcoin dan aset kripto utama lainnya diyakini tengah memasuki fase pertumbuhan baru yang semakin memperkuat peran aset digital dalam ekosistem keuangan global.