Jakarta – Raksasa perbankan global Citigroup (Citi) berencana meluncurkan layanan kustodian kripto pada tahun 2026, menandai langkah besar perusahaan dalam memperluas jangkauannya di dunia aset digital.
Mengutip CNBC, Selasa (14/10/2025), Global Head of Partnerships and Innovation Citi, Biswarup Chatterjee, mengatakan layanan kustodian ini telah dikembangkan selama dua hingga tiga tahun terakhir dan kini memasuki tahap akhir sebelum peluncuran.
“Kami berharap dalam beberapa kuartal ke depan dapat menghadirkan solusi kustodian yang kredibel bagi manajer aset dan klien kami,” ujar Chatterjee.
Layanan kustodian memungkinkan bank untuk menyimpan aset digital atas nama klien, seperti halnya kustodian tradisional yang menyimpan saham atau obligasi. Dalam konteks kripto, layanan ini menjadi penting karena tingginya risiko keamanan dan kebutuhan regulasi ketat yang dapat dijamin oleh lembaga keuangan besar seperti Citi.
Chatterjee menyebut Citi tengah mempertimbangkan kombinasi solusi internal dan kemitraan dengan pihak ketiga untuk sistem kustodian mereka. “Kami bisa saja mengembangkan teknologi sendiri untuk segmen tertentu, sementara untuk aset lain kami mungkin bekerja sama dengan penyedia eksternal,” katanya.
Langkah ini melanjutkan strategi Citi dalam memperkuat posisinya di sektor aset digital. Sebelumnya, Citi melalui divisi Citi Ventures berinvestasi di BVNK, perusahaan infrastruktur stablecoin yang memiliki valuasi lebih dari USD 750 juta (Rp 12,4 triliun).
BVNK menyediakan teknologi pembayaran lintas batas berbasis stablecoin, yang memungkinkan transaksi cepat antara mata uang fiat dan kripto.
Menurut data Visa, volume transaksi stablecoin global mencapai hampir USD 9 triliun (Rp 148.903 triliun) dalam 12 bulan terakhir, dengan total valuasi pasar stablecoin lebih dari USD 300 miliar (Rp 4.963 triliun).
Langkah Citi ini mencerminkan semakin besarnya minat bank-bank besar AS untuk masuk ke dunia kripto, terutama pada layanan yang berfokus pada keamanan dan kepatuhan regulasi.