Jakarta – Harga Bitcoin (BTC) tercatat naik sekitar 30% sepanjang 2025, namun masih tertinggal dari emas yang melonjak hingga 50% di periode yang sama. Kondisi ini dianggap tidak biasa, mengingat dalam satu dekade terakhir, Bitcoin kerap mengungguli emas sebagai aset dengan kinerja terbaik di dunia.
Dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (14/10/2025), data WisdomTree menunjukkan bahwa dalam 9 dari 12 tahun terakhir, Bitcoin mencatatkan performa tertinggi dibandingkan aset lainnya. Misalnya, pada 2023, nilai Bitcoin naik 157%, sementara emas hanya 15%. Namun, pada tahun-tahun ketika pasar kripto jatuh, emas justru tampil sebagai aset pelindung nilai yang stabil — seperti pada 2022, saat Bitcoin anjlok 65%, sementara emas masih naik 0,4%.
Sejak peluncuran ETF Bitcoin spot tahun lalu, kinerjanya juga melampaui ETF emas. iShares Bitcoin Trust naik 180% sejak Januari 2024, sedangkan iShares Gold Trust hanya meningkat 97% dalam periode yang sama. Meski begitu, volatilitas tinggi Bitcoin membuatnya tetap dianggap berisiko dibanding emas.
Fenomena ini terjadi di tengah meningkatnya minat investor terhadap apa yang disebut “debasement trade” — strategi investasi pada aset langka seperti emas dan Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap potensi pelemahan dolar AS, defisit fiskal besar, serta inflasi tinggi akibat kebijakan tarif impor baru.
Menariknya, pergerakan harga Bitcoin kini tampak mengikuti pola emas dengan jeda waktu beberapa minggu. Jika harga emas benar-benar menembus level USD 4.000 per ons, analis memperkirakan Bitcoin juga berpotensi mengalami lonjakan signifikan.
Menurut proyeksi JPMorgan Chase, harga Bitcoin bisa mencapai USD 165.000 pada akhir 2025, karena saat ini dinilai masih undervalued hingga 42% dibanding emas.
Untuk jangka pendek, emas dinilai tetap menjadi pilihan investasi yang lebih aman di tengah ketidakpastian global. Namun dalam jangka panjang, Bitcoin berpotensi kembali unggul sebagai “emas digital” dengan potensi pertumbuhan yang lebih besar.