Jakarta – CEO BlackRock, Larry Fink, mengubah pandangannya terkait Bitcoin. Dalam wawancara program 60 Minutes CBS, Fink menyebut Bitcoin memiliki peran mirip emas dalam portofolio investasi, sekaligus berpotensi menjadi alternatif mata uang cadangan selain dolar AS. Ia menekankan Bitcoin bukan untuk porsi utama portofolio, namun bisa menjadi penyeimbang bagi investor. Pernyataan ini disambut hangat oleh penggiat Bitcoin, termasuk Max Keiser.
Seiring pengakuan Fink, iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock kini menjadi pemegang Bitcoin terbesar, dengan lebih dari 750.000 BTC, melampaui kepemilikan perusahaan seperti MicroStrategy dan pemerintah AS maupun China. Secara keseluruhan, institusi, perusahaan, dan pemerintah menguasai sekitar 18 persen suplai Bitcoin, memberikan stabilitas lebih pada pasar.
Di sisi lain, peningkatan penggunaan ATM Bitcoin di AS menjadi sorotan. FBI mencatat kerugian akibat penipuan lewat ATM Bitcoin mencapai USD 250 juta atau sekitar Rp 4,14 triliun. American Association of Retired Persons (AARP) memperingatkan 38 juta anggotanya agar waspada. Mayoritas transaksi ATM Athena di Washington DC disebut berasal dari penipuan, meski perusahaan membantah dan menekankan edukasi serta proteksi konsumen. Beberapa negara bagian AS kini mulai memberlakukan regulasi ketat untuk mencegah penyalahgunaan ATM kripto.
Fenomena ini menunjukkan bahwa meski Bitcoin semakin diakui secara institusional, risiko penipuan pada pengguna ritel tetap menjadi perhatian serius.