Harapan “Uptober” tampaknya kandas. Bitcoin, yang biasanya bersinar di bulan Oktober, kini justru menunjukkan tanda-tanda pelemahan signifikan.
Jika tren ini berlanjut, 2025 akan menjadi tahun pertama sejak 2018 di mana Bitcoin menutup Oktober dengan performa negatif — atau yang disebut komunitas kripto sebagai “Red October.”
Tidak hanya Bitcoin, altcoin besar seperti Ethereum, Solana, dan XRP juga ikut terguncang. Kinerja mingguan altcoin mayor rata-rata turun antara 2–7%, menandakan selera risiko investor menurun secara keseluruhan.
Trader berpengalaman menilai kondisi ini sebagai fase risk-off, yaitu ketika investor mengalihkan portofolio ke aset yang lebih aman, seperti stablecoin atau emas digital.
Apakah Ini Awal dari Bear Market Baru?
Meski banyak yang khawatir “Red October” menjadi sinyal awal tren turun jangka panjang, sebagian analis menilai kondisi saat ini lebih mirip fase konsolidasi menjelang halving Bitcoin 2026.
Fase ini bisa dianggap sebagai periode akumulasi. Tekanan harga yang terjadi saat ini mungkin justru menjadi landasan baru untuk kenaikan berikutnya, terutama jika likuiditas pasar mulai pulih di akhir tahun.
Baca artikel terkait: Bitcoin Terancam Jebol $107 Ribu, Siap-Siap Koreksi Lebih Dalam!
Kesimpulan: Red October Bisa Jadi Uji Ketahanan Pasar
Kelemahan Bitcoin di Oktober 2025 menjadi pengingat penting bahwa pasar kripto tak selalu mengikuti pola historis. “Uptober” bukanlah jaminan profit, dan setiap periode bullish pasti diikuti fase pendinginan.
Namun, di sisi lain, momentum konsolidasi ini bisa menjadi kesempatan bagi investor jangka panjang untuk mengatur strategi sebelum siklus baru dimulai. Seperti 2018 lalu, pasar yang tampak lemah bisa jadi fondasi bagi lonjakan harga berikutnya.