Harga emas mencetak rekor baru sementara Bitcoin (BTC) justru terkoreksi tajam sejak awal Agustus 2025.
Perbedaan arah ini kembali memicu perdebatan klasik antara dua aset yang sering dianggap sebagai penyimpan nilai (store of value).
Kenaikan emas banyak didorong oleh lonjakan permintaan aset aman (safe haven) di tengah ketegangan geopolitik global dan ekspektasi perlambatan kebijakan moneter The Fed. Investor institusional beralih ke emas untuk mengurangi risiko volatilitas pasar.
Sebaliknya, penurunan Bitcoin lebih disebabkan oleh faktor teknis jangka pendek, bukan pelemahan fundamental. ETF Bitcoin masih mencatat aliran dana masuk (inflow) dan aktivitas on-chain tetap solid.
Data korelasi historis dari Newhedge juga menunjukkan bahwa korelasi emas dan Bitcoin sangat lemah, sering bergeser antara positif dan negatif tergantung kondisi makro. Dengan kata lain, pergerakan dua aset ini tidak selalu searah.
Kesimpulan
Peter Schiff memang sebagian benar bahwa emas sementara ini mengungguli Bitcoin. Namun, menyebutnya sebagai awal dari “bear market brutal” terlalu berlebihan.
Kondisi saat ini lebih menggambarkan perbedaan fase pasar. Emas diuntungkan oleh ketegangan geopolitik dan arus modal konservatif, sementara Bitcoin sedang menyesuaikan diri usai gelombang likuidasi besar.
Pertarungan antara “emas fisik” dan “emas digital” belum berakhir. Dalam siklus pasar berikutnya, Bitcoin masih berpotensi kembali merebut sorotan utama sebagai aset berisiko tinggi dengan imbal hasil tinggi.