
Harga Bitcoin (BTC) kembali tertekan di tengah memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Dalam sepekan terakhir, BTC turun hingga 8,86% ke level US$ 110.743 (Rp 1,83 miliar), dengan volatilitas tinggi di kisaran US$ 107.318–US$ 123.535.
Kapitalisasi pasar BTC tercatat Rp 36.629 triliun, sementara volume perdagangan 24 jam turun 24% menjadi Rp 1.136 triliun. Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyebut penurunan pasar kripto lebih dari US$ 210 miliar terjadi setelah China menjatuhkan sanksi terhadap suku cadang AS.
Menurut Fyqieh, kondisi ini adalah “fase badai” kripto akibat faktor eksternal makroekonomi, mirip tekanan pasar pada 2022 saat suku bunga The Fed tinggi. Saat ini, BTC terkonsolidasi di kisaran US$ 110.000–US$ 116.000, dengan level US$ 110.000 sebagai support utama dan US$ 116.000 sebagai resistensi.
“Jika ketegangan dagang mereda, peluang pemulihan BTC terbuka. Tapi bila perang tarif berlanjut, pasar kripto akan tetap choppy,” jelasnya.