Pagi yang biasa sering jadi awal masalah. Kamu buka email kerja, ada faktur “revisi” dari vendor langganan. Logonya rapi, bahasanya profesional, jatuh temponya hari ini. Di WhatsApp, nomor yang fotonya mirip admin vendor ikut mengingatkan. Supaya urusan cepat selesai, kamu kirim pembayaran ke rekening “baru”. Sore harinya vendor asli menanyakan kenapa tagihannya belum dibayar. Barulah kamu sadar: alamat email tadi beda satu huruf, dan rekening tujuan atas nama pribadi.
Kisah seperti ini terjadi karena satu hal: penipu mampu terlihat sangat biasa. Itulah inti dari wire fraud—penipuan lewat kanal elektronik yang mendorong orang mengambil keputusan keuangan tanpa sempat meragukannya.
Apa itu wire fraud dan kenapa berbahaya?
Wire fraud adalah penipuan yang menggunakan media elektronik—email, telepon, internet, aplikasi pesan, hingga sistem transfer—untuk membuat korban menyerahkan uang, aset kripto, atau akses ke akun. Karena itu, memahami dasar cara menjaga keamanan aset kripto jadi langkah penting sebelum bicara soal pencegahan penipuan. Dalam praktik penegakan hukum internasional, perkara jenis ini biasanya dibuktikan dengan empat hal: ada skema kebohongan, ada niat menipu, ada penggunaan sarana elektronik lintas wilayah, dan ada kerugian atau potensi kerugian finansial.
Di Indonesia istilah “wire fraud” tidak dipakai apa adanya, tetapi perbuatannya sering bertemu dengan penipuan berbasis elektronik pada aturan ITE serta pasal penipuan dalam KUHP. Bagi kamu, terjemahannya sederhana: kalau kebohonganmu disalurkan lewat kanal digital dan menimbulkan kerugian, peluang penindakan itu ada.
Mengapa berbahaya? Karena sifat transaksinya cepat dan sering final. Begitu instruksi dituruti, dana biasanya langsung dipecah ke beberapa rekening atau dompet, ditukar lintas aset, lalu dipindahkan lagi. Upaya menarik balik berubah menjadi perlombaan dengan jam. Kalau lintas negara, koordinasi hukum menambah hambatan. Dan yang diserang bukan hanya sistem, melainkan kebiasaan kerja: email resmi, tenggat pembayaran, rasa ingin membantu kolega—semuanya terlihat wajar sampai uang benar-benar keluar.