Jakarta – Perbandingan antara emas fisik dan Bitcoin kembali menjadi sorotan setelah ekonom sekaligus CEO Euro Pacific Capital, Peter Schiff, menegaskan bahwa Bitcoin belum layak disebut sebagai “emas digital”. Dikutip dari CoinMarketCap, Sabtu (18/10/2025), Schiff menilai performa Bitcoin dalam beberapa bulan terakhir jauh tertinggal dibandingkan emas murni.
Dalam analisisnya, Schiff mengungkapkan bahwa harga emas naik hampir 10% dalam sebulan terakhir, sementara nilai Bitcoin justru turun sekitar 20% jika diukur dalam nilai emas sejak puncaknya pada Agustus lalu. Ia menyebut penurunan tersebut sebagai bukti bahwa Bitcoin gagal mempertahankan statusnya sebagai penyimpan nilai yang stabil.
“Bitcoin tidak memenuhi gembar-gembornya sebagai emas digital,” ujar Schiff melalui akun media sosialnya.
Pernyataan tersebut langsung memicu reaksi dari Changpeng Zhao (CZ), mantan CEO Binance. CZ menyindir bahwa kritik Schiff hanya melihat sebagian kecil dari sejarah Bitcoin, tanpa memperhitungkan pertumbuhan luar biasanya dari harga awal USD 0.004 hingga sekitar USD 110.000 saat ini.
Menurut CZ, meski mengalami fluktuasi jangka pendek, Bitcoin tetap menunjukkan potensi jangka panjang sebagai aset digital yang revolusioner.
Perdebatan ini mencerminkan tantangan investor modern dalam menyeimbangkan portofolio di tengah volatilitas pasar, di mana emas tetap dianggap aset stabil, sementara Bitcoin menawarkan peluang pertumbuhan lebih tinggi namun dengan risiko yang besar.
Diskusi tentang “emas digital” ini pun menegaskan bahwa pertarungan antara aset tradisional dan aset kripto masih akan berlanjut, seiring dengan evolusi pasar keuangan global.