Jakarta – Pasar kripto kembali bergairah setelah Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) resmi menyetujui pengajuan Formulir 8-A untuk Solana Spot ETF milik manajer aset 21Shares. Persetujuan ini memungkinkan dana tersebut terdaftar di Bursa Cboe BZX, membuka jalan bagi perdagangan ETF Solana di AS dalam waktu dekat.
Dikutip dari CoinMarketCap, Minggu (19/10/2025), kabar ini langsung memicu lonjakan optimisme di kalangan investor. Banyak yang memprediksi harga Solana (SOL) berpotensi kembali mendekati rekor tertingginya di kisaran USD 300 atau sekitar Rp 5 juta (kurs Rp 16.556 per USD).
Meski demikian, peluncuran penuh ETF Solana masih menunggu persetujuan tambahan melalui Formulir S-1. Proses ini sementara tertunda akibat penutupan sementara (shutdown) pemerintah AS yang menghambat peninjauan regulasi lebih lanjut.
Beberapa manajer aset besar seperti Fidelity, Franklin Templeton, CoinShares, dan VanEck telah mengajukan dokumen S-1 mereka, sementara analis ETF Nate Geraci menyebut Oktober sebagai bulan penting bagi perkembangan ETF aset digital.
Sementara itu, ETF Spot Solana pertama di dunia telah resmi diperdagangkan di Hong Kong pada 16 Oktober, dikelola oleh China Asset Management.
Data terbaru juga menunjukkan adopsi Solana oleh institusi meningkat pesat — kepemilikan Solana di kas aset digital naik 230% pada September, menembus USD 2 miliar. Perusahaan seperti Pantera Capital bahkan menempatkan Solana sebagai aset digital terbesar ketiga setelah Bitcoin dan Ethereum.
Di pasar prediksi, peluang persetujuan penuh ETF Solana di AS sebelum akhir 2025 mencapai 99%, dengan analis memperkirakan harga SOL akan menembus USD 216, dan berpotensi naik cepat menuju USD 260–300 dalam waktu dekat.