Ethereum kembali menjadi buah bibir setelah analis ternama Tom Lee memprediksi bahwa harga ETH bisa melonjak hingga $12.000 per koin atau sekitar Rp199 juta (kurs Rp16.586).
Prediksi ini muncul di tengah meningkatnya minat institusional terhadap Ethereum serta penguatan fundamental jaringan setelah transisi penuh ke proof-of-stake (PoS).
Mengapa Tom Lee bisa meramalkan demikian?
Ethereum Masih Dianggap Undervalued
Menurut Tom Lee, harga Ethereum saat ini yang berada di kisaran $4.024 (sekitar Rp66,7 juta) belum mencerminkan nilai fundamental sebenarnya.
Lee menyebut bahwa lonjakan ke $12.000 bukanlah “puncak euforia”, tetapi fase baru dalam proses penemuan harga (price discovery).
Artinya, pasar masih berusaha menentukan nilai wajar Ethereum berdasarkan adopsi, inovasi, dan peran teknologinya di sektor keuangan digital.
Ethereum dikenal bukan hanya sebagai mata uang kripto, tetapi juga sebagai pondasi ekosistem Web3. Ribuan aplikasi terdesentralisasi (dApps), token non-fungible (NFT), hingga proyek DeFi (decentralized finance) berjalan di atas jaringannya.
Dengan utilitas yang terus berkembang, permintaan terhadap ETH secara alami meningkat.
Alasan Tom Lee Percaya Harga Ethereum Akan Naik
Tom Lee menyoroti tiga faktor utama di balik potensi reli Ethereum hingga Rp199 juta:
- Pertumbuhan adopsi institusional.
Investor besar kini melihat Ethereum sebagai aset produktif karena sistem staking-nya menghasilkan imbal hasil (yield). Hal ini membuat ETH tak hanya spekulatif, tapi juga berfungsi seperti “obligasi digital”. - Peningkatan efisiensi jaringan.
Setelah beralih ke proof-of-stake, konsumsi energi Ethereum turun lebih dari 99%, menjadikannya lebih ramah lingkungan dan menarik bagi lembaga keuangan global. - Ekspansi DeFi dan tokenisasi aset.
Tokenisasi aset dunia nyata (Real World Asset / RWA) semakin meluas, dan sebagian besar proyek tersebut menggunakan Ethereum sebagai infrastruktur utama. Ini memperkuat permintaan jangka panjang terhadap ETH.
Ethereum Masih Tahan di Tengah Tekanan Pasar
Meskipun pasar kripto sempat bergejolak, Ethereum menunjukkan ketahanan yang kuat.
Harga ETH saat ini turun sekitar -1% dalam 24 jam terakhir menandakan tren pemulihan tetap berjalan.
Volume perdagangan 24 jam terakhir mencapai $90.15 juta, menunjukkan aktivitas pasar yang tetap tinggi.
Analis teknikal menilai area $4.000 menjadi support penting, sementara resistensi terdekat berada di kisaran $4.700. Jika area ini ditembus dengan volume besar, target berikutnya bisa mengarah ke $5.500 hingga $8.000 dalam jangka menengah.
Seberapa Realistis Prediksi $12.000?
Jika Ethereum benar mencapai $12.000, itu berarti kenaikan hampir +198% dari harga sekarang.
Beberapa analis menilai skenario ini masih mungkin terjadi — terutama jika ETF Ethereum spot yang sedang menunggu persetujuan regulator AS akhirnya disetujui.
ETF jenis ini memungkinkan investor institusional membeli ETH dengan lebih mudah, serupa dengan dampak yang terjadi pada Bitcoin di awal 2025.
Namun, risiko tetap ada. Perlambatan ekonomi global, ketidakpastian regulasi, dan tekanan dari suku bunga tinggi dapat menahan laju harga Ethereum dalam jangka pendek.
Tom Lee sendiri menegaskan bahwa meski target $12.000 terlalu ambisius, arah jangka panjang Ethereum tetap bullish.