Harga Bitcoin (BTC) kembali jadi sorotan setelah anjlok hampir 9% dalam sepekan terakhir.
Dari rekor tertingginya di $126.000, kini aset kripto terbesar itu diperdagangkan di kisaran $111.000.
Namun, analis dari 21Shares, Matt Mena, menilai tekanan jangka pendek ini bukan akhir dari reli, melainkan bagian dari fase “pembersihan” sebelum menuju level $150.000.
ETF & Kebijakan The Fed Jadi Pondasi Optimisme
Menurut Mena, kekuatan utama yang menahan kejatuhan Bitcoin adalah permintaan struktural dari ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat.
Data menunjukkan lebih dari $6 miliar dana masuk ke ETF kripto selama Oktober, dengan total aset global yang hampir menyentuh $300 miliar menjelang akhir tahun.
Sementara itu, sinyal dari Federal Reserve (The Fed) juga mulai berubah arah. Ketua The Fed, Jerome Powell, memberi indikasi bahwa siklus pengetatan moneter akan segera berakhir dan bahkan berpotensi beralih ke fase pemangkasan suku bunga.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, peluang dua kali pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun mencapai 95%.
Kombinasi kedua faktor ini (ETF inflows dan policy easing) menciptakan landasan kuat bagi Bitcoin untuk kembali bullish di kuartal terakhir 2025.
Pasar Crypto Mulai Pulih Setelah Deleverage $19 Miliar
Optimisme ini muncul setelah pasar kripto sempat mengalami deleverage besar-besaran senilai $19 miliar pekan lalu, yang mengguncang harga di bursa terpusat.
Menariknya, platform DeFi relatif lebih stabil dalam menghadapi tekanan tersebut, menandakan semakin matangnya ekosistem terdesentralisasi.
“Dengan leverage yang sudah terhapus, kebijakan moneter yang lebih longgar, dan permintaan institusional yang meningkat, struktur pasar kini jauh lebih sehat untuk melanjutkan tren naik,” jelas Mena dalam laporan resminya.
Indikator On-Chain Masih Positif Meski Sentimen Lemah
Meskipun indeks Fear & Greed turun ke level 32 (zona Fear) dan RSI masih menurun, data on-chain menunjukkan mayoritas suplai Bitcoin masih berada dalam kondisi profit.
Dominasi pasar BTC juga naik ke 58,7%, sedangkan perusahaan publik kini memegang rekor 1,02 juta BTC di neraca mereka.
Artinya, secara fundamental, investor jangka panjang masih percaya bahwa fase koreksi ini bersifat sementara.