Jakarta — Bitcoin terus menjadi sorotan di dunia investasi digital. Mata uang kripto pertama di dunia ini beroperasi menggunakan teknologi blockchain, yakni buku besar digital publik yang mencatat seluruh transaksi dan diverifikasi oleh ribuan komputer (node) di seluruh dunia.
Sistem desentralisasi ini memungkinkan transaksi langsung antar pengguna (peer-to-peer) tanpa perantara bank, serta menjaga keamanan dari manipulasi dan penipuan.
Beberapa istilah penting dalam ekosistem Bitcoin antara lain:
- Block: Catatan permanen transaksi yang sudah diverifikasi.
- Node: Komputer yang menyimpan salinan blockchain dan memvalidasi transaksi.
- Alamat Bitcoin: Nomor unik tujuan pengiriman Bitcoin.
- Mining (Penambangan): Proses verifikasi transaksi yang memberi imbalan Bitcoin kepada penambang.
- Wallet (Dompet digital): Tempat menyimpan private key yang membuktikan kepemilikan aset.
Bitcoin memiliki sejumlah kelebihan, seperti transaksi cepat (10–60 menit), biaya rendah (sekitar USD 0,50–2,50), sifat desentralisasi yang memberi kendali penuh pada pengguna, serta keamanan berlapis. Namun, aset ini juga memiliki kekurangan, termasuk harga yang sangat fluktuatif, konsumsi energi besar, usia yang masih relatif muda (sejak 2009), kompetisi dari kripto lain, serta tidak memberikan bunga seperti tabungan.
Cara paling mudah untuk membeli Bitcoin adalah melalui bursa kripto seperti Coinbase atau Binance setelah proses verifikasi identitas. Alternatif lainnya meliputi ATM Bitcoin, pertukaran P2P, wallet terintegrasi, hingga permainan berbasis Play-to-Earn. Investor juga dapat berinvestasi melalui ETF Bitcoin, seperti iShares Bitcoin ETF (IBIT).
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Pelajari risiko dan analisis terlebih dahulu sebelum membeli atau menjual aset kripto.