Rilis data inflasi Amerika Serikat (CPI) minggu ini jadi perhatian besar pelaku pasar global, termasuk investor crypto.
Pasalnya, publikasi CPI kali ini disebut “tidak biasa” karena terjadi di tengah penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) dan hanya lima hari sebelum keputusan suku bunga The Fed.
CPI Dirilis di Tengah Shutdown
Departemen Tenaga Kerja AS (DOL) memutuskan untuk tetap menerbitkan laporan inflasi, meskipun sebagian lembaga pemerintah masih berhenti beroperasi.
Jadwal rilis CPI Oktober diundur satu minggu ke 24 Oktober, dan menariknya, ini merupakan pertama kalinya sejak 2018 data CPI diterbitkan pada hari Jumat.
Situasi ini membuat banyak analis menyebut laporan kali ini sebagai rilis “unusual”.
Alasan utamanya, waktunya sangat dekat dengan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 29 Oktober 2025, yang diperkirakan akan memutuskan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Skenario Data dan Dampaknya ke Pasar
Menurut konsensus analis, inflasi utama AS diprediksi berada di kisaran 3,1% year-on-year. Jika data aktual keluar lebih tinggi dari 3,1%, The Fed kemungkinan menahan suku bunga lebih lama, karena inflasi dianggap masih “lengket”.
Namun, jika data justru menunjukkan pelemahan, pasar akan menilai ini sebagai sinyal bahwa pemangkasan suku bunga segera terjadi.
Ketidakpastian ini membuat volatilitas meningkat tajam di pasar aset berisiko, termasuk crypto.
Indeks CME FedWatch menunjukkan ekspektasi pasar terhadap dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, meskipun pandangan pejabat The Fed sendiri masih terbagi.
Bitcoin Rebound Jelang Rilis CPI
Menjelang publikasi CPI, pasar crypto mengalami rebound signifikan. Harga Bitcoin (BTC) naik lebih dari 3% ke sekitar $111.000, dengan volume perdagangan melonjak 75% dalam 24 jam terakhir, menurut data Coinglass.
Ethereum (ETH) juga menembus level $4.000, sementara BNB dan XRP masing-masing naik 3% dan 4,5%.
Analis Ted Pillows menilai, meski sentimen pasar masih hati-hati, level teknikal $112.000 menjadi batas penting.
Jika ditembus, momentum bullish bisa berlanjut di tengah optimisme global terhadap rencana pemangkasan suku bunga.
Tensi Dagang AS–China Ikut Mereda
Faktor lain yang meredakan kekhawatiran pasar adalah meredanya ketegangan perdagangan AS–China.
Presiden Donald Trump dikabarkan siap bertemu Presiden Xi Jinping setelah pertemuan pejabat tinggi kedua negara pekan ini.
Hal ini ikut menekan harga emas dari level tertinggi sepanjang masa di $4.375, sekaligus mengalihkan minat investor kembali ke aset crypto.