Dalam dunia kripto yang kompetitif, setiap proyek berusaha menjaga nilai dan stabilitas tokennya. Salah satu strategi yang sering digunakan adalah buyback token—sebuah langkah di mana proyek membeli kembali tokennya sendiri dari pasar.
Konsep ini mirip dengan saham buyback di dunia keuangan tradisional, tetapi memiliki nuansa unik di ekosistem blockchain. Artikel ini akan membahas mekanisme buyback, tujuan utamanya dalam menjaga deflasi, contoh penerapan oleh MakerDAO, serta dampaknya terhadap harga dan kepercayaan investor.
Apa Itu Buyback Token dan Bagaimana Mekanismenya
Buyback token adalah proses ketika sebuah proyek kripto menggunakan sebagian pendapatannya untuk membeli kembali token yang beredar di pasar. Token yang dibeli ini biasanya dibakar (burn) atau disimpan, tergantung pada kebijakan proyek tersebut.
Tujuan utama buyback adalah untuk mengurangi suplai token yang beredar, sehingga secara teoritis dapat meningkatkan nilai token yang tersisa — mirip seperti efek mekanisme deflasi dalam tokenomics kripto yang menjaga kestabilan harga jangka panjang.. Dalam mekanismenya, tim proyek akan mengumumkan rencana buyback secara transparan, menentukan jumlah dana, periode waktu, dan metode pembelian.
Misalnya, proyek bisa membeli token langsung di pasar terbuka atau melalui mekanisme smart contract otomatis. Proses ini sering diumumkan sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat nilai token dan menunjukkan komitmen terhadap ekosistemnya.
Tujuan Utama Buyback: Mendorong Deflasi dan Stabilitas
Buyback token biasanya dilakukan untuk tujuan deflasi, yaitu menekan suplai agar nilai token tidak tergerus akibat inflasi. Ketika jumlah token yang beredar menurun sementara permintaan tetap atau meningkat, harga cenderung naik.