Harga Bitcoin (BTC) hari ini kembali menanjak setelah Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan awal untuk meredakan ketegangan dagang.
Namun, pelaku pasar kini bersiap menghadapi dua agenda besar pekan ini, yakni keputusan suku bunga dari Federal Reserve (FOMC) dan KTT APEC yang mempertemukan Presiden Donald Trump dan Xi Jinping.
Bitcoin Naik Imbas Meredanya Perang Dagang
Sentimen pasar kripto menguat pada akhir pekan setelah kedua negara ekonomi terbesar itu menandatangani kerangka kesepakatan dagang di Kuala Lumpur.
Dalam perjanjian awal tersebut, China setuju menunda pembatasan ekspor rare earth selama satu tahun, sementara AS menunda rencana pemberlakuan tarif tambahan 100% untuk produk asal China.
Kabar tersebut langsung mendorong Bitcoin naik sekitar 2%, diperdagangkan di level US$113.450 pada Minggu sore (26/10) dan hari ini (27/10) BTC tercatat berada di level US$114.900.
Dalam sepekan, harga Bitcoin telah menguat lebih dari 6%, menandai pemulihan signifikan dari tekanan geopolitik yang sempat menekan pasar kripto global.
Kenaikan juga terjadi pada altcoin besar seperti Ethereum (ETH) yang naik 4,52%, Solana (SOL) 5,94%, serta token Hyperliquid (HYPE) dan WLFI yang mencatat lonjakan lebih dari 6%.
Data CoinGecko menunjukkan kapitalisasi pasar kripto global ikut naik setelah kabar damai dagang tersebut.
Whale Mulai Akumulasi Aset Kripto
Data on-chain dari Santiment menunjukkan aktivitas akumulasi meningkat di kalangan investor besar.
Wallet yang menyimpan antara 100 hingga 10.000 ETH dilaporkan menambah lebih dari 218.000 ETH atau setara US$870 juta (sekitar Rp14,35 triliun) dalam beberapa hari terakhir.
Pergerakan ini menandakan keyakinan baru bahwa tekanan geopolitik mulai mereda dan peluang kenaikan harga kembali terbuka.
Selain itu, sentimen positif juga muncul dari sektor institusional. JPMorgan mengumumkan bahwa klien korporat kini dapat menggunakan Bitcoin dan Ethereum sebagai jaminan pinjaman, memperkuat posisi aset digital di sektor keuangan tradisional.
Sementara itu, ETF XRP pertama di AS, yakni REX-Osprey XRPR, berhasil menembus AUM US$100 juta hanya dalam waktu sebulan, memicu optimisme terhadap potensi persetujuan ETF altcoin lain.
FOMC dan APEC Bisa Jadi Titik Balik
Meskipun pasar tampak optimistis, dua agenda besar pekan ini bisa menjadi ujian bagi stabilitas harga kripto. Pada Rabu (29/10), The Fed akan mengumumkan keputusan suku bunga Oktober.
Pasar memperkirakan pemangkasan sebesar 0,25%, tetapi fokus utama akan tertuju pada kemungkinan akhir dari kebijakan Quantitative Tightening (QT) yang bisa memengaruhi likuiditas global.
Sehari setelahnya (30/10), perhatian dunia akan tertuju pada APEC Summit di Korea Selatan, di mana Trump dan Xi Jinping dijadwalkan bertemu langsung.
Isu sensitif seperti pembatasan ekspor semikonduktor, akuisisi TikTok, hingga ekspor bahan kimia fentanyl akan menjadi bahan diskusi utama.
Selain faktor makroekonomi, sekitar 20% perusahaan S&P 500, termasuk Apple dan Amazon, juga akan merilis laporan keuangan pada Kamis malam.
Jika terjadi penurunan tajam di saham teknologi, Bitcoin berisiko ikut terkoreksi mengingat korelasi tinggi antara pasar kripto dan Wall Street dalam beberapa bulan terakhir.