Dari keuangan konvensional ke DeFi
Istilah tranche sering terdengar kaku, seolah hanya milik obligasi dan produk sekuritisasi yang rumit. Padahal, konsep ini justru relevan saat kamu berbicara soal manajemen risiko, pembagian hasil, dan bagaimana investor memilih profil imbal hasil yang cocok. Artikel ini memandu kamu dari pengertian tranche, cara kerjanya di keuangan konvensional, hingga adaptasinya di DeFi. Di akhir, kamu akan melihat contoh nyata dan bagian FAQ yang merangkum pertanyaan paling sering muncul. Setelah memahami prolog ini, kamu akan siap masuk ke definisi dasarnya terlebih dahulu.
Apa itu tranche
Secara bahasa, tranche berarti potongan atau bagian. Dalam investasi, tranche adalah pembagian sebuah instrumen atau pendanaan besar menjadi beberapa bagian yang masing-masing punya karakter berbeda. Pembagian ini biasanya didasarkan pada tingkat risiko, prioritas pembayaran, jangka waktu, dan target hasil. Dengan memisahkan satu kesatuan investasi menjadi beberapa bagian, kamu bisa membuat produk yang cocok untuk investor konservatif sekaligus investor yang berani ambil risiko. Setelah memahami definisinya, langkah berikutnya adalah melihat mekanisme yang membuat tranche bekerja rapi dan terukur.
Cara kerja tranche di keuangan konvensional
Di keuangan konvensional, tranche bekerja dengan sistem prioritas yang jelas. Sebuah kumpulan aset, misalnya pinjaman rumah atau obligasi, dikemas menjadi satu produk lalu dibagi menjadi beberapa tranche. Urutan pembayaran mengikuti prinsip waterfall. Artinya, arus kas masuk akan dialokasikan terlebih dahulu ke tranche yang paling senior. Ketika kebutuhan tranche senior terpenuhi, barulah sisa arus kas mengalir ke tranche di bawahnya.