Jakarta – Financial Expert Ajaib, Panji Yudha, menilai pergerakan harga Bitcoin (BTC) pada pekan ini akan dipengaruhi oleh sentimen makroekonomi dan geopolitik, terutama menjelang keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dan KTT AS–China.
Pada Senin (27/10/2025), harga Bitcoin sempat menyentuh USD 114.500 per koin, naik 10,6% dari level terendahnya di USD 103.530 pada 17 Oktober. Panji menjelaskan, kenaikan ini ditopang oleh korelasi negatif dengan emas, di mana harga token emas (XAUT) turun lebih dari 8% dari rekor tertinggi USD 4.395.
“Koreksi tajam pada emas mendorong investor beralih ke aset berisiko seperti Bitcoin, menandakan kembalinya sentimen risk-on di pasar kripto,” ujarnya.
Panji menilai, dua faktor utama yang akan mempengaruhi arah pasar adalah:
- Keputusan suku bunga The Fed (29 Oktober 2025) – Pasar memproyeksikan pemotongan sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,75–4,00%.
- KTT AS–China (30 Oktober 2025) – Pertemuan Presiden Donald Trump dan Xi Jinping diperkirakan meredakan ketegangan dagang setelah kedua pihak mencapai “konsensus awal” soal isu tarif.
Kedua agenda tersebut disebut akan menjadi penentu lanjutan tren risk-on di pasar aset digital.
Sementara itu, ETF Bitcoin spot mencatat rebound inflow signifikan pada periode 20–24 Oktober 2025. Berdasarkan data SoSoValue, total dana masuk mencapai USD 446 juta (Rp 7,41 triliun), dengan puncak inflow pada 21 Oktober sebesar USD 477 juta (Rp 7,92 triliun) — tertinggi sepanjang bulan.
“Arus dana ini menandakan pemulihan kepercayaan investor terhadap aset berbasis Bitcoin setelah tekanan jual di pekan sebelumnya,” kata Panji.
Sebagai perbandingan, pada periode 13–17 Oktober, ETF Bitcoin sempat mencatat outflow besar mencapai USD 1,23 miliar (Rp 20,44 triliun), yang menekan total aset kelolaan (AUM) di bawah USD 145 miliar sebelum akhirnya pulih di pekan berikutnya.
Di sisi lain, pakar keuangan AS Dave Ramsey kembali mengkritik aset kripto. Dalam wawancara di Shawn Ryan Show, ia menyebut kripto sebagai “spekulasi, bukan investasi”, dan mengibaratkan Bitcoin seperti “roda roulette”.
Ramsey menegaskan, investor muda yang menaruh seluruh dana di kripto berisiko besar kehilangan segalanya. “Jika Anda memetakan grafik Bitcoin dan tidak melihat risikonya, Anda bodoh,” ujarnya blak-blakan.
Meski demikian, Ramsey mengakui bahwa pasar kripto kini lebih stabil dibanding masa lalu, meskipun tetap “liar” dan berisiko tinggi.