Token asli dari platform DeFi Uniswap (UNI) memulai bulan ini dengan harga stabil di sekitar US$ 7,50, namun mengalami penurunan tajam di pertengahan Oktober yang membuat turun di bawah US$ 6,50. Sejak itu, UNI masih berjuang untuk pulih, kini bergerak di kisaran sempit antara US$ 6 hingga US$ 6,8.
Melansir dari cryptopotato.com, meskipun ada beberapa pantulan harga jangka pendek, UNI belum menunjukkan pemulihan yang berarti. Namun, data on-chain terbaru mengungkapkan bahwa investor besar (whale) mulai kembali melirik token ini.
Whale Kembali Masuk Pasar UNI
Data dari CryptoQuant menunjukkan lonjakan besar dalam arus keluar (outflow) UNI dari Binance, terutama dalam kategori 10 transaksi terbesar, yang umumnya diasosiasikan dengan dompet whale.
- Tercatat puncak harian sebesar 17.400 UNI keluar dari Binance.
- Puncak bulanan mencapai 5.250 UNI.
- Ini merupakan aktivitas tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Pergerakan ini diyakini sebagai tanda akumulasi atau posisi strategis, karena whale cenderung masuk ketika mereka melihat sinyal teknikal atau fundamental yang kuat.
“Meskipun harga belum pulih penuh, kehadiran whale menunjukkan potensi pembalikan sentimen. Pemain besar sedang bersiap,” ujar analis CryptoQuant.
Isu Tata Kelola dan Sentralisasi Muncul Lagi
Di luar harga, Uniswap menghadapi sorotan mengenai tata kelola dan sentralisasi. Sebuah studi yang dirilis di arXiv mengungkap bahwa:
- Likuiditas di Uniswap sangat terkonsentrasi di beberapa token dan pool tertentu.
- Struktur jaringan dan distribusi token menunjukkan kecenderungan sentralisasi.
Temuan ini diperkuat oleh data dari Token Terminal, yang menyebut bahwa dari 381.600 pemegang UNI, ada sekitar 340 wallet yang masing-masing bernilai lebih dari US$ 1 juta. Artinya, hanya sebagian kecil pemilik yang mengendalikan kekayaan besar dalam jaringan ini.
Pandangan Investor Institusi
Chief Investment Officer Bitwise, Matt Hougan, sempat menyebut bahwa Uniswap Undervalued saat market cap-nya berada di angka US$ 6 miliar.
Saat ini, valuasinya sudah turun drastis menjadi sekitar US$ 4,13 miliar, membuka kembali diskusi tentang potensi jangka panjang dan struktur kepemilikan yang dinilai kurang merata.