
Transaksi aset kripto di Indonesia sepanjang Januari–September 2025 telah menembus Rp 360,3 triliun, seiring jumlah investor yang terus bertambah. OJK mencatat 18,61 juta konsumen terlibat dalam ekosistem kripto, meningkat 3–5% setiap bulan.
Kepala Eksekutif OJK, Hasan Fawzi, menyebut aset kripto berpotensi memperkuat ekonomi melalui diversifikasi investasi, efisiensi transaksi, dan inovasi produk baru. Berdasarkan Global Crypto Adoption Index 2025, Indonesia menempati peringkat ke-7 dari 151 negara.
Meski demikian, risiko keamanan tetap tinggi. Kerugian global akibat serangan siber di sektor kripto naik 21% sepanjang 2024, mencapai US$ 2,2 miliar, dan pada semester I 2025 sudah menembus US$ 2,3 miliar. OJK pun mengingatkan potensi manipulasi pasar hingga penyalahgunaan kripto untuk pencucian uang dan pendanaan ilegal.