Sistem keuangan global menunjukkan tanda-tanda baru tekanan likuiditas seiring Federal Reserve AS mendekati akhir resmi Pengetatan Kuantitatif (QT) pada 1 Desember 2025. Menurut Doctor Profit, kebingungan yang meluas telah muncul terkait langkah kebijakan Fed baru-baru ini.
Hal ini menyebabkan kesalahpahaman tentang apakah likuiditas baru sedang disuntikkan ke dalam sistem. Ia mengklarifikasi bahwa QT dan Pelonggaran Kuantitatif (QE) merupakan fase yang berbeda dalam siklus moneter, dan fase saat ini masih berada dalam mode pengetatan.
Ini berarti The Fed masih mengurangi likuiditas, bukan menambahnya, seperti yang diasumsikan banyak orang. Secara historis, bank sentral hanya menerapkan kembali QE setelah tekanan pasar yang parah, seperti yang terlihat pada tahun 2008, 2019, dan 2020.
Klaim terbaru bahwa The Fed “mencetak” $50 miliar telah menambah kebingungan. Dokter Profit menjelaskan bahwa transaksi tersebut berasal dari Fasilitas Repo Tetap (SRF) The Fed, bukan operasi QE.
SRF memungkinkan bank meminjam dana semalam dengan jaminan dari Treasury , dengan pembayaran kembali wajib dilakukan keesokan harinya. Proses ini tidak menambah jumlah uang beredar atau meningkatkan neraca The Fed.
Namun, lonjakan penggunaan SRF, yang mencapai $50 miliar dalam satu hari, mengindikasikan tekanan pendanaan di sektor perbankan. Ia mencatat bahwa aktivitas SRF normal berkisar antara $0 hingga $5 miliar per hari. Peningkatan tajam ini menunjukkan likuiditas pasar repo swasta sedang melemah.
Dana pasar uang yang dulunya menyimpan lebih dari $2 triliun dalam fasilitas reverse repo telah menyusut menjadi sekitar $14 miliar, memaksa bank-bank untuk beralih ke The Fed untuk likuiditas jangka pendek. Ini menandai fase akhir QT, di mana keretakan keuangan mulai muncul dan pinjaman menjadi lebih mahal.