Harga Bitcoin (BTC) kembali berada di titik krusial pada Selasa (5/11), setelah sempat anjlok di bawah $100.000 sebelum pulih ke kisaran $101.876.
Aset kripto terbesar ini turun 2,62% dalam 24 jam terakhir, menandai tekanan baru di tengah meningkatnya volatilitas pasar.
Penurunan tajam ini memperpanjang tren koreksi yang sudah berlangsung sebulan terakhir, dengan total penurunan lebih dari 12%.
Meski begitu, volume perdagangan justru melonjak 46% ke $115,27 miliar, menandakan masih ada aktivitas beli yang kuat di area support psikologis $100.000.
Institusi Masih Akumulasi, Tapi Risiko Tetap Ada
Meskipun harga tertekan, data menunjukkan aliran dana ke ETF Bitcoin spot yang dikelola BlackRock, Fidelity, dan Grayscale masih berlanjut sepanjang kuartal IV 2025.
Arus masuk dari institusi besar ini memperkuat likuiditas pasar dan menandakan minat jangka panjang terhadap BTC tetap positif.
Namun, analis juga mengingatkan bahwa posisi leverage di pasar derivatif masih tinggi, meningkatkan risiko forced liquidation jika harga turun lebih dalam.
Volume perdagangan dan posisi penutupan harian akan menjadi faktor utama yang menentukan arah selanjutnya.
Jika tekanan jual terus berlanjut hingga harga menutup di bawah area teknikal kunci, risiko koreksi lebih dalam bisa meningkat signifikan.
Potensi Rebound Menuju Akhir 2025
Beberapa model siklus memperkirakan potensi puncak harga Bitcoin di kisaran $135.000–$160.000 pada Desember 2025, dengan kemungkinan berlanjut ke area $200.000 pada kuartal pertama 2026 jika momentum likuiditas global tetap kuat.