Kebijakan moneter global kembali jadi sorotan menjelang akhir tahun. Federal Reserve (The Fed) dikabarkan akan mengakhiri program Quantitative Tightening (QT) pada 1 Desember 2025, sebuah langkah yang bisa mengubah arah pasar aset berisiko, termasuk kripto.
Langkah ini dinilai banyak analis sebagai potensi pemicu bull run baru, terutama bagi aset digital yang sensitif terhadap likuiditas seperti Bitcoin (BTC) dan altcoin.
Apa Itu Quantitative Tightening (QT) dan Kenapa Penting?
Quantitative Tightening adalah kebijakan moneter di mana bank sentral mengurangi jumlah uang beredar dengan menjual obligasi pemerintah atau membiarkannya jatuh tempo tanpa reinvestasi.
Tujuannya sederhana, untuk menekan inflasi dan mendinginkan pasar yang terlalu panas.
Kebijakan ini merupakan kebalikan dari Quantitative Easing (QE) yang menambah likuiditas. Ketika QT berjalan, likuiditas global menurun, suku bunga naik, dan investor cenderung menghindari aset berisiko seperti saham dan kripto.
Namun, jika QT berakhir, efeknya bisa berbalik arah: likuiditas meningkat, sentimen pulih, dan minat terhadap aset berisiko kembali naik.
Dampak Akhir QT terhadap Pasar Kripto
Melansir dari Altcoin Buzz, berakhirnya QT pada 1 Desember 2025 bisa membuka fase baru bagi pasar kripto.
Ketika The Fed berhenti menarik likuiditas dari sistem keuangan, aliran modal berpotensi kembali mengalir ke aset kripto.
Investor institusi dan ritel biasanya merespons dengan meningkatkan eksposur pada aset berisiko ketika kondisi finansial mulai longgar.
Dalam konteks ini, altcoin bisa menjadi penerima manfaat utama, karena umumnya memberikan potensi imbal hasil lebih tinggi dibanding Bitcoin.
Namun, efek positif ini tidak otomatis menjamin reli besar. Pasar masih bergantung pada tingkat kepercayaan investor dan kondisi makro global pasca kebijakan tersebut. Jika sentimen tidak mendukung, reli bisa bersifat sementara.
Altcoin yang Diuntungkan Saat QT Berakhir
Ketika likuiditas kembali mengalir ke pasar, investor biasanya mulai mencari aset yang berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi dibanding Bitcoin.
Dalam konteks inilah, beberapa altcoin mulai mencuri perhatian karena didukung fundamental kuat dan momentum institusional yang positif.
Solana (SOL)
Solana sedang berada di posisi kuat. Dua ETF spot baru dari Bitwise dan Grayscale baru saja diluncurkan dengan total aset mencapai USD 222 juta dan volume perdagangan harian mencapai USD 56 juta.
Selain itu, Western Union juga memilih Solana untuk memproses transaksi lintas negara senilai USD 100 miliar per tahun, menggantikan XRP.
Jika tren ini berlanjut, Solana bisa menjadi altcoin utama dalam rotasi modal baru yang dipicu oleh berakhirnya QT.
Ethereum (ETH)
Ethereum juga disebut sebagai salah satu penerima manfaat potensial.
Perusahaan investasi Bitmine terus memperbesar kepemilikan ETH hingga mencapai USD 13 miliar, atau sekitar 5% dari total pasokan ETH yang beredar.
Dengan harga yang masih berkisar di USD 4.000, Ethereum berpotensi menjadi target awal dalam fase rotasi modal dari Bitcoin ke altcoin berkapitalisasi besar.
Sui Network (SUI)
Sui Network muncul sebagai Layer-1 baru yang menarik perhatian institusi.
Ekosistemnya berkembang pesat, didukung oleh langkah Ledger yang menambahkan dukungan penuh untuk seluruh token di jaringan Sui.
Langkah ini berpotensi meningkatkan jumlah pengguna baru dan aktivitas on-chain. Dengan harga USD 2,49, SUI dinilai punya potensi upside yang signifikan jika momentum likuiditas meningkat.
Kenapa Momentum Desember Jadi Krusial?
Desember sering dianggap sebagai bulan strategis dalam siklus pasar. Kombinasi antara akhir QT, penurunan suku bunga 25 bps oleh The Fed, dan optimisme investor menjelang akhir tahun menciptakan kondisi yang mirip dengan awal bull run sebelumnya.
Jika pola historis berulang, Desember bisa menjadi awal fase akumulasi besar-besaran di pasar kripto.
Namun, analis menekankan bahwa faktor mikro seperti tokenomics, regulasi, dan adopsi jaringan tetap menentukan arah jangka panjang altcoin.