SQL Injection masih menjadi ancaman nyata meski sudah dikenal lama. Di dunia kripto, tempat nilai digital berpindah cepat dan data pengguna sangat berharga, celah sederhana di aplikasi web bisa berujung bencana.
Artikel ini menjelaskan dengan bahasa yang mengalir: apa itu SQL Injection, bagaimana ia bekerja tanpa menampilkan contoh kode, seperti apa dampaknya pada exchange dan blockchain explorer, serta langkah pencegahan yang praktis untuk mengurangi risikonya.
SQL Injection terjadi ketika aplikasi menerima input dari pengguna dan kemudian memperlakukannya seolah-olah aman, sehingga input tersebut dapat mengubah perintah yang dikirim ke basis data.
Dampaknya bisa berupa kebocoran data, manipulasi informasi, hingga hilangnya fungsi sistem. Di lingkungan kripto, konsekuensinya lebih besar karena melibatkan aset nyata, reputasi platform, dan kepercayaan pengguna.
Apa itu SQL Injection
SQL Injection adalah teknik eksploitasi terhadap aplikasi yang menggunakan database jenis SQL.
Penyerang memanfaatkan titik-titik input yang tidak tervalidasi dengan benar—seperti kolom pencarian, formulir login, atau parameter URL—untuk menyisipkan instruksi berbahaya sehingga aplikasi menjalankan perintah yang seharusnya tidak dijalankan.
Hasilnya bisa berupa akses ke data sensitif, perubahan isi database, ataupun kemampuan untuk menjalankan operasi yang merusak.
Intinya, masalahnya bukan pada database itu sendiri, melainkan pada cara aplikasi menerima, memproses, dan menyatukan data dari pengguna dengan perintah untuk database. Ketika batas antara data dan perintah kabur, celah muncul.
Bagaimana Cara Kerjanya (Secara Umum)
Secara konseptual, serangan ini berjalan melalui tiga fase utama: menemukan titik input yang tidak terlindungi, menyisipkan input yang mengubah logika permintaan data, dan memanfaatkan hasilnya untuk memperoleh akses atau melakukan perubahan.
Penyerang biasanya menguji berbagai jenis masukan untuk melihat bagaimana aplikasi merespons, lalu mengarahkan masukan tersebut untuk menghasilkan output yang menguntungkan mereka.
Serangan bisa bersifat pasif—mencuri atau menyalin data tanpa gangguan besar—atau aktif—mengubah data, menghapus tabel, atau memberi hak akses baru.
Karena sering terlihat seperti input pengguna biasa, tindakan ini bisa berlangsung lama tanpa terdeteksi jika tidak ada pemantauan atau logging yang baik.