Skip to content

Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia

Menu
Menu

Manipulasi Harga POPCAT di Hyperliquid: Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

Posted on November 13, 2025

Insiden POPCAT di Hyperliquid kembali mengingatkan pengguna bahawa platform perpetual terdesentralisasi memiliki risiko yang sering tidak terlihat hingga kasus besar terjadi. 

Dalam peristiwa yang berlangsung sangat cepat, satu pelaku berhasil memicu kerugian sekitar $4.9 juta pada vault likuiditas Hyperliquid hanya dengan memanfaatkan celah pada sistem posisi leverage dan likuiditas rendah. 

Dampak insiden ini tidak terbatas pada POPCAT saja kerana pola kejadiannya sangat menyerupai kasus JellyJelly yang sempat mengguncang platform beberapa bulan lalu. 

Artikel ini membahas apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana pelaku membangun skenario manipulasi harga, dan mengapa kejadian ini menunjukkan masalah mendasar dalam mekanisme perlindungan Hyperliquid.

Bagaimana Manipulasi Terjadi?

Kronologi insiden POPCAT dimulai ketika seorang whale menarik sekitar $3 juta USDC dari bursa terpusat dan memecah dana itu ke dalam hampir dua puluh wallet. 

Dari wallet tersebut, pelaku membuka posisi long POPCAT dalam jumlah yang sangat besar dengan memanfaatkan leverage. 

Dengan modal $3 juta, nilai posisi totalnya mencapai sekitar $20 juta hingga $30 juta, dan seluruhnya tereksekusi sebagai posisi nyata. 

Pada kondisi ini, pelaku sepenuhnya terekspos pada pergerakan harga POPCAT, dan setiap penurunan harga sedikit saja berpotensi mendekatkannya pada batas likuidasi.

Setelah posisi long tersebut terbuka, pelaku mulai menjalankan langkah kedua yang menjadi inti manipulasi, yaitu menempatkan limit order buy wall dalam jumlah sangat besar pada harga sekitar $0.21. 

Limit order ini memiliki nilai total sekitar $20 juta, jauh lebih besar dari modal sebenarnya yang dimiliki pelaku. 

Limit order tersebut tidak pernah tereksekusi, namun keberadaannya menciptakan kesan kuat bahawa terdapat minat beli besar yang siap menahan harga POPCAT agar tidak turun ke bawah titik itu. 

Buy wall semacam ini memengaruhi perilaku trader lain dan sistem algoritmik seperti market makers yang menilai bahawa harga POPCAT memiliki fondasi yang kuat di area tersebut.

Keberadaan buy wall yang sangat besar itu membuat harga POPCAT tampak stabil, bahkan sempat memicu kenaikan volume perdagangan kerana banyak pihak melihat adanya dukungan kuat pada harga tertentu. 

Namun buy wall tersebut hanyalah sebuah sinyal palsu. Ketika pelaku membatalkan seluruh limit order itu dalam satu tindakan, dukungan harga menghilang secara mendadak. 

Oleh karena buy wall yang sebelumnya terlihat kokoh itu tiba tiba lenyap, harga POPCAT langsung turun dalam waktu sangat singkat. 

Penurunan ini memicu likuidasi pada seluruh posisi long milik pelaku yang berjumlah sekitar $20 juta hingga $30 juta.

Dalam lingkungan pasar yang sangat tipis, sistem likuidasi tidak mampu menutup posisi pelaku pada harga yang memadai untuk menutupi kerugiannya. 

Margin sebesar $3 juta yang dipakai pelaku tidak cukup untuk menahan kerugian mendadak itu, sehingga selisih kerugian langsung dibebankan kepada vault HLP yang menjadi penyeimbang posisi para trader. 

Inilah alasan utama mengapa Hyperliquid menanggung kerugian sekitar $4.9 juta melalui vault tersebut. Ketika kerugian melebihi margin, vault otomatis menjadi pihak yang membayar kekurangan nilai posisi.

POPCAT menjadi target yang ideal bagi pelaku kerana token ini memiliki kedalaman pasar yang tipis. 

Meskipun memiliki kapitalisasi pasar yang cukup besar, likuiditas di beberapa platform perdagangan tidak terlalu kuat sehingga perubahan besar dalam order book dapat menyebabkan pergerakan harga yang ekstrem. 

Dengan menempatkan buy wall besar yang tidak pernah dimaksudkan untuk tereksekusi, pelaku dapat mengatur suasana pasar secara sepihak tanpa benar benar menggunakan dana yang sesuai dengan ukuran order tersebut. 

Ketika buy wall menghilang, harga jatuh bebas, dan seluruh rangkaian likuidasi terjadi dalam hitungan detik.

Di titik ini, tindakan pelaku tampak seperti sebuah strategi yang tidak mengutamakan keuntungan, tetapi justru sengaja dibuat untuk merusak stabilitas Hyperliquid. 

Faktor seperti penggunaan banyak wallet, ukuran posisi yang jauh lebih besar dari margin sebenarnya, serta pembangunan dan penghapusan buy wall dalam satu rangkaian gerakan mendukung kesimpulan bahawa insiden ini lebih dekat ke arah serangan terkoordinasi dibanding percobaan dagang biasa. 

Beberapa analis on chain juga menemukan kesamaan pola wallet dengan pihak yang sebelumnya melakukan manipulasi token JellyJelly di platform yang sama.

Pola Yang Sama Seperti JellyJelly

Insiden JellyJelly yang terjadi beberapa bulan lalu memiliki pola yang sangat serupa dengan insiden POPCAT, sehingga banyak pihak menilai bahawa Hyperliquid belum memperbaiki celah yang sudah terlihat sebelumnya. 

Dalam kasus JellyJelly, pelaku juga membuka posisi besar pada token dengan likuiditas rendah, kemudian memanfaatkan pergerakan pasar yang tajam untuk memicu kerugian pada vault HLP. 

Ketika harga bergerak dengan cara yang tidak dapat diikuti oleh sistem likuidasi, vault kembali menjadi pihak yang menanggung kerugian karena margin pelaku tidak cukup untuk menutup total nilai posisi.

Pola kesamaan yang paling terlihat adalah fakta bahawa kedua insiden memanfaatkan aset yang tidak memiliki kedalaman pasar yang memadai. 

Pada aset seperti POPCAT atau JellyJelly, order book mudah dipengaruhi oleh perubahan drastis karena jumlah order yang kecil di sekitar harga tertentu. 

Ketika pelaku menempatkan buy wall atau sell wall yang sangat besar, pasar merespons seolah olah order tersebut mencerminkan minat asli, padahal itu hanya sinyal yang sengaja diciptakan. 

Ketika order besar itu dibatalkan, pasar langsung berubah secara ekstrem dan mengarah pada likuidasi berantai.

Selain itu, Hyperliquid memiliki struktur yang membuat vault menjadi penyangga utama untuk menyeimbangkan posisi leverage para trader. 

Sistem seperti ini bekerja dengan baik pada aset yang memiliki likuiditas besar, namun bermasalah ketika diaplikasikan pada token niche dengan pasar yang dangkal. 

Ketika pelaku membuka posisi berukuran besar pada aset semacam itu, vault otomatis menjadi pihak yang memikul risiko besar tanpa perlindungan memadai. Jika likuidasi gagal berjalan tepat waktu, vault menanggung kerugiannya.

Kelemahan lain yang terlihat adalah tidak adanya pembatasan ketat terhadap ukuran posisi yang bisa dibuka pada aset tertentu. 

Dengan modal kecil, pelaku dapat mengendalikan posisi leverage bernilai puluhan juta dolar, sehingga membuat aset kecil rentan terhadap manipulasi yang tidak memerlukan modal besar. 

Sistem seperti ini membuka peluang bagi pihak yang tidak berniat berdagang secara wajar untuk menyerang platform dengan menggunakan kombinasi leverage, multi wallet, dan manipulasi order book.

Insiden JellyJelly menjadi peringatan pertama bahawa mekanisme perlindungan Hyperliquid tidak cukup kuat untuk menangani skenario ekstrem. Namun insiden POPCAT menunjukkan bahawa perbaikan yang seharusnya dilakukan belum diselesaikan. 

Dua insiden berturut turut dengan pola yang hampir sama mengindikasikan adanya masalah sistemik dalam penanganan risiko, terutama untuk aset dengan likuiditas rendah.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • US$ 612 Juta Long Trader Terkubur, Kripto Kembali Anjlok
  • ChatGPT: Bitcoin Bisa Jatuh ke US$ 50.000 Jika Support US$ 87.000 Gagal
  • Upgrade Baru Ethereum Disinyalir Bisa Bikin ETH Deflasi Lebih Cepat
  • Manipulasi Harga POPCAT di Hyperliquid: Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
  • China Laporkan Bukti AS Curi 127 Ribu Bitcoin Lewat Operasi Rahasia

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • November 2025
  • October 2025
  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024

Categories

  • Alt Coin
  • Hot Crypto
  • Hot News
  • Solusi Investasi
  • Uncategorized
©2025 Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia | Design: Newspaperly WordPress Theme