Kamu mungkin sudah familiar dengan gas fee Ethereum untuk transaksi biasa, dan kalau kamu ingin memahami kenapa biayanya bisa naik turun, kamu bisa lihat pembahasan tentang gas fee Ethereum lebih dulu. Tapi sejak Ethereum makin mengandalkan Layer 2 dan rollup, ada jenis biaya lain yang makin sering muncul di balik layar: biaya data. Rollup butuh mengirim data ke Ethereum supaya state dan bukti transaksi tetap bisa diverifikasi. Di sinilah konsep data blob hadir, membawa jalur khusus untuk data yang volumenya besar dan ritmenya cepat.
Masalahnya, biaya blob tidak selalu stabil. Ia bergerak mengikuti mekanisme pasar yang berbeda dari gas fee transaksi biasa. Ketika biaya ini berubah cepat, rollup dan smart contract yang berhubungan dengan data blob butuh cara yang rapi untuk menghitungnya secara on-chain. Dari kebutuhan yang terlihat teknikal ini, lahir EIP-7516, proposal kecil yang efeknya terasa besar di cara Layer 2 mengelola biaya data.
Ethereum Masuk Era Data Blob
Dalam fase upgrade terbaru, Ethereum memperkenalkan jalur data yang lebih cocok untuk kebutuhan rollup: data blob. Secara konsep, data blob adalah “paket data” yang dipisahkan dari eksekusi transaksi biasa. Tujuannya sederhana: membuat penyediaan data (data availability) untuk rollup menjadi lebih efisien dan lebih murah dibanding menjejalkan semua data langsung ke calldata transaksi.
Perubahan ini membuat ekosistem Layer 2 punya ruang bernapas. Rollup bisa mengirim data dengan format yang lebih pas untuk skala besar, sementara Ethereum tetap mempertahankan keamanan dan verifikasi di layer dasarnya. Namun, saat jalur baru ini dibuka, ada konsekuensi yang langsung muncul: harga data blob menjadi komponen biaya baru yang harus dihitung dengan presisi.
Karena itu, sebelum bicara tentang EIP-7516, kamu perlu memegang satu konteks penting: biaya blob punya dinamika sendiri, dan dinamika itu menuntut alat ukur baru di dalam EVM.