Kalau kamu pengguna Ethereum, mungkin kamu pernah merasakan dua situasi yang bertolak belakang. Di satu waktu, transaksi terasa lancar dan biaya relatif masuk akal. Di waktu lain, jaringan mendadak padat, biaya naik, dan transaksi yang kelihatannya sederhana bisa terasa seperti antre panjang. Nah, di 2025, ada satu topik yang kelihatannya teknis, tapi sebenarnya berpengaruh langsung ke pengalaman kamu sebagai pengguna Ethereum, yaitu EIP-7935.
EIP-7935 membahas sesuatu yang sangat fundamental di Ethereum, yaitu gas limit per blok. Secara sederhana, Ethereum ingin menaikkan kapasitas kerja per blok agar jaringan bisa menampung lebih banyak aktivitas. Pertanyaannya, kalau gas limit dinaikkan, apakah transaksi kamu bakal lebih cepat, lebih murah, atau justru bikin jaringan makin berat? Di artikel ini, kita bedah dari dasar sampai dampaknya, dengan bahasa yang tetap nyaman dibaca.
Kenapa EIP-7935 Jadi Perhatian di 2025?
Di 2024 sampai 2025, lanskap Ethereum berubah cukup terasa. Aktivitas pengguna banyak bergeser ke Layer 2 karena biaya data dan biaya transaksi di sana jauh lebih ringan. Pada saat yang sama, Layer 1 Ethereum sering terlihat “lebih sepi” dibanding era sebelumnya. Di permukaan, ini terdengar bagus, karena biaya transaksi di Layer 1 cenderung lebih tenang.
Tapi justru di momen seperti ini, para pengembang Ethereum melihat kesempatan yang jarang datang. Saat jaringan tidak sedang “dipaksa” oleh lonjakan permintaan ekstrem, perubahan kapasitas bisa diuji dengan lebih aman. Dari sinilah EIP-7935 menguat: bukan sebagai ide spekulatif, tapi sebagai langkah yang dirancang untuk diuji, dikoordinasikan, dan diterapkan secara rapi.
Hal lain yang bikin EIP-7935 ramai dibicarakan adalah posisinya dalam roadmap Ethereum. Ethereum memang mendorong strategi yang berorientasi ke Layer 2, namun di saat yang sama, ada dorongan kuat agar Layer 1 tetap berkembang dan tidak menjadi sekadar lapisan settlement yang pasif. EIP-7935 bisa dibaca sebagai sinyal bahwa Layer 1 masih dianggap penting untuk pengalaman pengguna, stabilitas ekosistem, dan daya saing.