Skip to content

Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia

Menu
Menu

Bitcoin Sepi di Ujung Tahun, Risiko Crash Awal 2026 Dinilai Tak Masuk Akal

Posted on December 25, 2025

Harga Bitcoin (BTC) yang bergerak relatif tenang di penghujung tahun justru dinilai mengurangi risiko kejatuhan besar pada awal 2026. 

Pandangan ini disampaikan oleh Anthony Pompliano, pengusaha dan investor Bitcoin, yang menilai absennya reli ekstrem menjadi faktor penahan potensi crash tajam.

Dalam wawancara bersama CNBC, Pompliano menegaskan bahwa kondisi volatilitas Bitcoin saat ini tidak mendukung skenario penurunan harga hingga 70% atau 80% seperti yang kerap terjadi pada siklus sebelumnya.

Menurutnya, pasar Bitcoin saat ini berada dalam fase yang lebih terkendali dibanding periode-periode euforia di masa lalu.

Volatilitas Menurun, Risiko Drawdown Dinilai Terbatas

Pompliano menyoroti penurunan volatilitas Bitcoin yang terjadi tanpa banyak disadari investor. Fokus pasar, kata dia, cenderung tertuju pada kekecewaan karena harga Bitcoin tidak menembus target ambisius seperti US$250.000 tahun ini.

Padahal, secara historis, kejatuhan besar Bitcoin sering kali dipicu oleh lonjakan harga ekstrem atau blow-off top. Kondisi tersebut tidak terjadi pada akhir tahun ini.

Ia menilai penurunan volatilitas justru memberikan bantalan di sisi penurunan harga, meski membuat potensi kenaikan jangka pendek terlihat kurang menarik.

Kinerja Jangka Menengah Masih Kuat

Meski pergerakan harga terlihat datar dalam beberapa bulan terakhir, Pompliano menegaskan bahwa performa Bitcoin dalam jangka menengah tetap solid.

Bitcoin tercatat naik sekitar 100% dalam dua tahun terakhir dan hampir 300% dalam tiga tahun. Pola ini menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, bukan lonjakan sesaat yang berisiko tinggi.

Bitcoin saat ini (24/12) diperdagangkan di kisaran US$87.000, turun sekitar 7% sejak awal tahun berdasarkan data CoinMarketCap.

Pandangan Berbeda dari Analis Lain

Meski optimistis terhadap stabilitas harga, pandangan Pompliano tidak sepenuhnya sejalan dengan sejumlah analis lain.

Trader veteran Peter Brandt memperkirakan Bitcoin berpotensi turun hingga US$60.000 pada kuartal ketiga 2026. 

Sementara itu, Jurrien Timmer dari Fidelity menyebut 2026 bisa menjadi periode jeda bagi Bitcoin, dengan kemungkinan koreksi ke area US$65.000.

Perbedaan pandangan ini menegaskan bahwa meski risiko crash ekstrem dinilai mengecil, ketidakpastian pasar tetap ada, terutama dalam jangka panjang.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Plasma (XPL) Tembus 5 Besar DeFi! Langsung Disebut Sebagai Penerus XRP
  • Bitcoin Alami Q4 Terburuk Sejak 2018, Pasar Mulai Retak atau Sekadar Jeda?
  • Bitcoin Sepi di Ujung Tahun, Risiko Crash Awal 2026 Dinilai Tak Masuk Akal
  • Rasio Gold-Silver Anjlok, Apa Dampaknya ke Kripto?
  • Pasar Sepi Jelang Natal, 3 Crypto Asal AS Ini Justru Bergerak Tak Lazim

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • December 2025
  • November 2025
  • October 2025
  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024

Categories

  • Alt Coin
  • Hot Crypto
  • Hot News
  • Solusi Investasi
  • Uncategorized
©2025 Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia | Design: Newspaperly WordPress Theme