XRP kembali menjadi sorotan setelah seorang analis teknikal memperingatkan potensi kenaikan harga signifikan pada awal 2026.
Namun, peluang mencetak rekor harga baru tersebut dibayangi risiko koreksi tajam yang bisa terjadi setelah puncak siklus tercapai.
Peringatan ini muncul di tengah pergerakan harga XRP yang masih tertekan. Sejak Juli lalu, harga XRP tercatat telah turun lebih dari 40% dari level tertingginya, membuat sentimen jangka pendek melemah dan perhatian pasar kembali tertuju pada struktur jangka panjang.
Analis yang dikenal dengan nama JD, pemilik akun X @jaydee_757, menyoroti bahwa XRP saat ini sedang menguji 21-month Exponential Moving Average (EMA) pada grafik bulanan. Level ini memiliki peran penting dalam siklus harga XRP sebelumnya.
Pada Desember 2017, XRP sempat menyentuh area EMA yang sama sebelum akhirnya mengalami lonjakan tajam dan mencetak all-time high pada Januari 2018.
Menurut JD, struktur teknikal Desember 2025 saat ini menunjukkan kemiripan yang kuat dengan fase tersebut.
Jika XRP mampu bertahan di atas garis tren ini dalam beberapa pekan ke depan, JD menilai peluang kenaikan menuju rekor harga baru pada kuartal pertama 2026 tetap terbuka.
Potensi Reli Datang Bersama Risiko Koreksi Besar
Meski proyeksi kenaikan terlihat menarik, JD mengingatkan bahwa pola historis XRP juga menunjukkan sisi lain yang tak kalah penting. Reli besar di masa lalu kerap diakhiri dengan penurunan tajam setelah harga mencapai puncak siklus.
Ia menyebut potensi koreksi tersebut bisa menyerupai penurunan drastis yang terjadi setelah puncak pasar sebelumnya.
Istilah “rug pull” yang digunakan dalam analisis ini merujuk pada fase penurunan ekstrem akibat kelelahan momentum, bukan indikasi penipuan atau masalah fundamental proyek.
Dengan kata lain, peluang keuntungan jangka panjang tetap ada, tetapi risikonya juga tidak kecil jika investor terlambat keluar dari fase euforia.