Sejumlah analis menilai altcoin season tidak akan terjadi pada 2026. Pandangan ini disampaikan Jeff Ko, analis utama CoinEx Research yang menilai pasar akan bergerak semakin selektif.
Dilansir dari Forklog, menurut Ko, ekspektasi investor ritel bahwa seluruh altcoin akan ikut naik berpotensi meleset. Pasar justru akan memusatkan modal pada kripto kategori blue chip, bukan reli menyeluruh.
Likuiditas Jadi Semakin Selektif
Jeff Ko menilai kebijakan bank sentral global yang berbeda arah memang memberi dampak moderat positif ke pasar aset digital.
Namun, korelasi Bitcoin dengan pertumbuhan likuiditas global kini melemah sejak kehadiran ETF, membuat efeknya tidak lagi sebesar siklus sebelumnya.
Dalam skenario dasar CoinEx Research, Bitcoin diproyeksikan mencapai $180,000 pada 2026, sementara altcoin dinilai tidak mendapat limpahan likuiditas seperti siklus sebelumnya. Artinya, modal tidak tersebar luas, melainkan terkonsentrasi.
Reset Pasar Belum Berakhir
Analis lain mencatat bahwa kuartal empat yang biasanya positif justru berakhir dengan penurunan sekitar 20%, menjadi salah satu performa terburuk sepanjang sejarah.
Kondisi ini menunjukkan pasar telah membuang posisi berisiko, tetapi belum otomatis membuka jalan bagi reli baru.
Trader veteran Peter Brandt menegaskan bahwa Bitcoin memiliki pola unik, yakni kenaikan parabolik yang diikuti koreksi tajam hingga 80% atau lebih.
Ia menilai siklus saat ini belum selesai, dengan potensi penurunan lanjutan sebelum fase berikutnya dimulai.
Brandt bahkan memperkirakan puncak bull market berikutnya baru terjadi setelah 2029, bukan dalam waktu dekat.
Tekanan Jangka Pendek Masih Membayangi
Pada saat artikel ini ditulis (24/12), Bitcoin diperdagangkan di kisaran $87,600, setelah sempat menembus $90,000 sehari sebelumnya.
Tekanan harga disebut berkaitan dengan jatuh tempo kontrak derivatif besar yang bernilai puluhan miliar dolar.
Data menunjukkan konsentrasi posisi lindung nilai di area harga tertentu, yang berpotensi menekan harga spot jika tekanan jual meningkat.
Banyak pelaku pasar memilih menggeser posisi protektif ke awal 2026, menandakan kehati-hatian terhadap arah pasar.