Pasar kripto terus melemah sejak Oktober, dengan total kapitalisasi turun dari sekitar $4,2 triliun ke $2,9 triliun.
Namun di balik koreksi harga, fondasi adopsi kripto justru menguat sepanjang 2025.
Dilansir dari The Motley Fool, pergeseran ini membuat banyak analis menilai 2026 berpotensi menjadi fase transisi kripto dari aset spekulatif ke aset arus utama.
Tiga Faktor Kunci yang Dorong Crypto Jadi Mainstream
Langkah paling signifikan datang dari regulasi. Amerika Serikat mulai membuka jalan bagi kripto lewat kerangka hukum stablecoin, pendekatan regulator yang lebih akomodatif, serta rencana memasukkan Bitcoin ke cadangan strategis nasional.
Stablecoin menjadi katalis utama karena berfungsi seperti uang digital dengan nilai stabil.
McKinsey memperkirakan nilai stablecoin beredar bisa melonjak dari $250 miliar di 2025 menjadi $2 triliun pada 2028, menjadikannya infrastruktur pembayaran global yang serius.
Selain itu, tokenisasi aset dunia nyata mulai mendapat daya tarik. Data rwa.xyz menunjukkan nilai aset dunia nyata berbasis blockchain naik dari di bawah $2 miliar awal 2024 menjadi lebih dari $18 miliar, hampir setengahnya berasal dari obligasi pemerintah AS.
Peran ETF dan Dana Institusi Makin Dominan
Arus dana institusi juga menjadi pembeda siklus kali ini. Total aset bersih ETF Bitcoin spot melonjak dari sekitar $30 miliar awal 2024 menjadi hampir $125 miliar, menandakan kepercayaan jangka panjang mulai terbentuk.
State Street mencatat 86% investor institusi telah atau berencana memiliki Bitcoin, memperkuat posisi kripto sebagai bagian dari portofolio resmi.
Meski sempat terjadi arus keluar saat harga terkoreksi, dana institusi cenderung lebih stabil dibanding investor ritel.
Bernstein bahkan menyebut dana institusi bersifat “sticky capital”, yang berpotensi mendorong harga dan adopsi kripto dalam jangka menengah hingga panjang.
Jalan Menuju Mainstream Masih Bertahap
Meski prospeknya membaik, kripto belum sepenuhnya digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Volatilitas harga, kesiapan teknologi, dan konsistensi regulasi masih menjadi tantangan.
Namun jika tren stablecoin, tokenisasi aset, dan ETF terus berlanjut, 2026 berpotensi menjadi titik balik kripto sebagai infrastruktur keuangan, bukan sekadar instrumen spekulasi.