Penghujung tahun sering jadi momen ketika mobilitas meningkat. Ada yang pulang kampung, ada yang liburan, ada juga yang kerja remote sambil pindah kota atau bahkan pindah negara. Di tengah ritme seperti itu, cara orang mengatur uang biasanya ikut berubah. Tidak cuma soal kurs, biaya kartu, atau limit ATM, tapi juga soal seberapa mudah kamu bisa transaksi lintas negara tanpa drama.
Pada titik inilah topik penggunaan Bitcoin di luar negeri jadi menarik, apalagi setelah kamu memahami apa itu Bitcoin dan bagaimana aset digital ini dirancang untuk transaksi tanpa perantara lintas negara. Bukan karena Bitcoin otomatis lebih praktis daripada semua metode pembayaran lain, tapi karena di beberapa tempat, Bitcoin sudah benar-benar dipakai untuk aktivitas sehari-hari. Masalahnya, pengalaman itu tidak merata. Ada negara yang memberi ruang luas untuk penggunaan Bitcoin, ada yang membatasi ketat, dan ada juga yang campur aduk antara aturan, pajak, dan praktik di lapangan.
Kalau kamu sedang mencari gambaran yang jelas, artikel ini membahas negara mana yang paling siap untuk penggunaan Bitcoin, kenapa bisa begitu, dan hal-hal penting yang perlu kamu pahami supaya tidak salah ekspektasi saat mengandalkan Bitcoin dalam aktivitas lintas negara.