Pergerakan whale kripto kembali memicu reaksi cepat di pasar. Transaksi bernilai besar dari pemilik aset jumbo terbukti mampu mengubah harga, likuiditas, dan sentimen hanya dalam waktu singkat.
Fenomena ini kembali terlihat setelah deposit besar token ENA dan akumulasi Bitcoin oleh investor besar terjadi hampir bersamaan, menciptakan dinamika pasar yang kontras.
Psikologi Whale Berbeda dari Investor Ritel
Whale memiliki pendekatan yang jauh lebih tenang saat pasar bergejolak. Saat investor ritel cenderung panik, whale justru melihat fase penurunan sebagai peluang akumulasi.
Pada koreksi pasar Oktober 2025, banyak pemegang besar membuka posisi beli ketika sentimen memburuk. Logikanya sederhana, saat tekanan jual memuncak dan pemain lemah keluar, risiko mulai menurun.
Pola ini menjelaskan mengapa pergerakan whale sering terlihat berlawanan dengan emosi pasar.
Dampak Langsung ke Likuiditas dan Harga
Transaksi whale berdampak besar pada likuiditas pasar. Deposit aset dalam jumlah besar ke platform perdagangan sering dibaca sebagai sinyal jual, yang memicu panic sell di kalangan investor kecil.
Tekanan jual awal ini dapat memperlebar volatilitas. Namun, setelah harga turun, whale kerap kembali masuk untuk membeli di level yang lebih rendah.
Strategi ini menunjukkan pemahaman mendalam terhadap psikologi pasar, bukan sekadar transaksi acak.
Contoh Kasus Pergerakan Whale Terbaru
Salah satu contoh terbaru adalah deposit 16.85 juta token ENA, yang berujung pada kerugian terealisasi sekitar $15.02 juta. Langkah ini ditafsirkan sebagai aksi pelepasan atau realokasi aset.
Di sisi lain, whale Bitcoin justru tercatat menambah kepemilikan lebih dari $7 miliar, mencerminkan keyakinan jangka panjang meski harga sempat melemah.
Dua pola berlawanan ini menegaskan bahwa strategi whale sangat bergantung pada konteks aset dan tujuan portofolio.
Pelajaran Penting bagi Investor Ritel
Bagi investor ritel, memahami aktivitas whale bukan untuk meniru, tetapi untuk membaca arah sentimen.
Aktivitas akumulasi besar sering menjadi sinyal kepercayaan, sementara distribusi besar dapat menandakan tekanan jangka pendek.
Pemantauan data on-chain membantu memahami apakah pasar sedang dalam fase distribusi atau akumulasi. Namun, keputusan tetap harus disesuaikan dengan profil risiko masing-masing.