Kepemilikan aset kripto terbesar di dunia tidak hanya berada di tangan institusi, tetapi juga individu-individu yang dapat dilacak langsung melalui data on-chain. Berdasarkan laporan Arkham Intelligence bertajuk The Richest Crypto Holders, terdapat sejumlah nama yang menguasai aset kripto bernilai ratusan juta hingga puluhan miliar dolar AS.
Daftar ini sepenuhnya berbasis data on-chain, bukan estimasi kekayaan di luar blockchain. Artinya, yang dihitung hanya aset kripto yang benar-benar dapat dilacak di jaringan publik. Berikut lima holder kripto terkaya di dunia pada 2025.
Satoshi Nakamoto
Satoshi Nakamoto menempati posisi pertama sebagai holder kripto terkaya di dunia dengan nilai aset on-chain sekitar US$98 miliar hingga US$115 miliar. Seluruh kekayaan ini berasal dari Bitcoin yang ditambang pada periode 2009–2010 dan tersebar di sekitar 22.000 alamat.
Hingga kini, tidak satu pun Bitcoin milik Satoshi pernah bergerak. Setiap potensi pergerakan dari alamat-alamat ini diperkirakan akan menimbulkan guncangan besar di pasar kripto global. Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, nilai kekayaan tersebut secara teori menempatkan Satoshi di jajaran 20 orang terkaya di dunia.
Justin Sun
Justin Sun berada di posisi kedua dengan kekayaan on-chain sekitar US$1,8–US$1,9 miliar. Ia dikenal sebagai pendiri TRON dan tokoh sentral di berbagai proyek kripto besar, termasuk BitTorrent.
Portofolio on-chain Justin Sun tersebar di berbagai aset utama seperti TRX, Bitcoin, stETH, dan sejumlah token lain. Arkham mencatat bahwa nilai kekayaan total Sun, jika digabungkan dengan aset off-chain, diperkirakan jauh lebih besar dari angka on-chain yang terverifikasi. Aktivitas dompetnya juga kerap menjadi sorotan, termasuk keterlibatannya dalam proyek World Liberty Financial yang sempat memicu kontroversi.
Rain Lohmus
Rain Lohmus menempati peringkat ketiga dengan kekayaan on-chain sekitar US$775–US$886 juta. Ia merupakan bankir asal Estonia dan salah satu investor awal Ethereum melalui ICO pada 2014.
Lohmus diketahui memiliki sekitar 250.000 ETH hasil investasi awal senilai sekitar US$75.000. Namun, seluruh aset tersebut tidak dapat diakses karena ia kehilangan private key dompetnya. Kekayaan ini secara teknis ada di blockchain, tetapi sepenuhnya terkunci. Kasus Lohmus sering dijadikan contoh ekstrem risiko self-custody dalam ekosistem kripto.
Vitalik Buterin
Vitalik Buterin berada di posisi keempat dengan kekayaan on-chain sekitar US$750–$870 juta. Sebagian besar asetnya berasal dari ETH yang dialokasikan sejak peluncuran Ethereum pada 2015.
Selain sebagai salah satu pendiri Ethereum, Buterin juga dikenal karena sering menerima kiriman token dari proyek-proyek lain tanpa persetujuan, terutama memecoin. Meski demikian, kepemilikan ETH tetap menjadi komponen utama kekayaannya dan mencerminkan peran sentral Ethereum sebagai infrastruktur Web3 global.
James Howells
James Howells menutup lima besar dengan kekayaan on-chain sekitar US$720–$838 juta. Ia merupakan penambang Bitcoin awal yang memperoleh sekitar 8.000 BTC pada 2010 menggunakan laptop pribadinya.
Pada 2013, Howells secara tidak sengaja membuang hard drive yang berisi private key Bitcoin tersebut. Hingga kini, hard drive tersebut diyakini terkubur di tempat pembuangan sampah di Wales. Meski upaya penggalian telah berkali-kali diajukan, aset tersebut tetap tidak dapat diakses. Seperti Rain Lohmus, kasus Howells menjadi pengingat nyata bahwa kepemilikan kripto sepenuhnya bergantung pada pengelolaan private key.