Produk investasi Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot mencatat arus keluar dana signifikan sepanjang pekan Natal, dengan total dana yang ditarik investor mencapai US$782 juta atau sekitar Rp13 triliun. Tekanan arus keluar ini memperpanjang tren penarikan dana yang telah berlangsung selama enam hari berturut-turut.
Menurut data SoSoValue, penarikan terbesar terjadi pada 26 Desember 2025, ketika ETF Bitcoin spot mencatat arus keluar bersih sebesar US$276 juta atau setara Rp4,63 triliun. Produk iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock menjadi penyumbang terbesar dengan arus keluar hampir US$193 juta atau sekitar Rp3,24 triliun. Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC) menyusul dengan penarikan US$74 juta atau sekitar Rp1,24 triliun. Sementara itu, Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) kembali mencatatkan penebusan dana dalam skala yang lebih terbatas.
Seiring arus keluar tersebut, total aset bersih ETF Bitcoin spot yang tercatat di bursa Amerika Serikat turun menjadi sekitar US$113,5 miliar atau setara Rp1.903 triliun. Angka ini turun dari level puncak di atas US$120 miliar atau sekitar Rp2.012 triliun yang sempat tercapai pada awal Desember, meskipun harga Bitcoin relatif stabil di kisaran US$87.000 atau sekitar Rp1,46 miliar.
Enam hari berturut-turut arus keluar dana ini menjadi periode penarikan terpanjang sejak awal kuartal terakhir tahun ini. Secara kumulatif, total dana yang keluar dari ETF Bitcoin spot dalam periode tersebut telah melampaui US$1,1 miliar atau sekitar Rp18,45 triliun.
Arus Keluar Dipicu Faktor Musiman
Mengutip Cointelegraph, Chief Investment Officer Kronos Research, Vincent Liu, menilai arus keluar ETF Bitcoin selama periode libur Natal bukanlah fenomena yang tidak lazim. Ia menyebut kondisi ini lebih dipengaruhi oleh penyesuaian portofolio menjelang libur akhir tahun serta likuiditas pasar yang lebih tipis, bukan mencerminkan penurunan minat institusional secara struktural.
Menurut Liu, aktivitas investasi institusional umumnya akan kembali normal pada awal Januari seiring kembalinya aktivitas meja perdagangan. Ia juga menambahkan bahwa prospek pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve pada 2026 berpotensi menjadi katalis tambahan bagi permintaan ETF aset kripto. Pasar suku bunga saat ini telah memperhitungkan potensi pemangkasan suku bunga sebesar 75 hingga 100 basis poin.
Selain faktor kebijakan moneter, Liu menyoroti perkembangan infrastruktur kripto yang semakin matang, terutama yang dipimpin oleh perbankan, sebagai elemen penting dalam mengurangi hambatan bagi investor institusional berskala besar.