Pendiri Jan3, Samson Mow, menilai Bitcoin berpeluang memasuki fase bull run jangka panjang yang dapat berlangsung hingga 2035. Pandangan ini disampaikan setelah periode koreksi harga yang ia anggap sebagai fase bear market selama kurang lebih 12 bulan terakhir.
“2025 adalah bear market,” tulis Mow dalam postingan di platform X pada Sabtu (27/12/2025). Ia menambahkan bahwa Bitcoin berpeluang memasuki bull run selama satu dekade ke depan.
Pandangan tersebut sejalan dengan analisis Bitcoin PlanC. Dalam unggahan terpisah di hari yang sama, PlanC menyebut bahwa pelaku pasar yang mampu bertahan sepanjang 2025 pada dasarnya telah melewati fase bear market.
Meski demikian, tekanan harga Bitcoin masih berlanjut hingga akhir tahun. PlanC menyoroti bahwa Bitcoin belum pernah mencatat dua penutupan tahunan negatif secara berturut-turut. Saat ini, Bitcoin berpeluang menutup tahun di bawah harga pembukaan awal tahun.
Bitcoin Tertekan di Akhir Tahun
Berdasarkan data CoinGecko, harga Bitcoin turun sekitar 9 persen sejak awal Januari. Bitcoin sempat diperdagangkan di kisaran US$94.000 pada awal tahun, sebelum melemah ke bawah US$87.000 hingga artikel ini ditulis. Sebelumnya, Bitcoin mencatat rekor tertinggi sepanjang masa di level US$126.000 pada Oktober, sebelum mengalami koreksi berkelanjutan.
Level harga saat ini berada jauh di bawah proyeksi sejumlah tokoh industri yang sebelumnya memperkirakan Bitcoin dapat mencapai US$150.000 hingga US$250.000 atau sekitar Rp2,39 triliun sampai Rp3,98 triliun pada akhir tahun.
Dalam 30 hari terakhir, harga Bitcoin juga tercatat melemah 3,29 persen. Tekanan ini sejalan dengan sentimen pasar yang cenderung berada di level rendah sepanjang Desember. Indeks Crypto Fear & Greed yang mengukur sentimen pasar telah turun ke skor 24 dari 100, menandai kondisi ketakutan ekstrem yang telah berlangsung sejak 13 Desember.
Prospek Bitcoin pada 2026 pun memicu perbedaan pandangan di kalangan pelaku industri. Trader senior Peter Brandt memperkirakan harga Bitcoin berpotensi turun hingga US$60.000 atau sekitar Rp960 miliar pada kuartal ketiga 2026.
Senada, Direktur Riset Makro Global Fidelity, Jurrien Timmer, menyebut 2026 bisa menjadi “tahun jeda” bagi Bitcoin, dengan potensi penurunan harga ke area US$65.000 atau sekitar Rp1,04 triliun.