Binance, exchange kripto global terbesar berdasarkan volume perdagangan, mencatat tonggak sejarah baru pada Desember 2025 setelah resmi menembus 300 juta pengguna terdaftar secara global. Di balik pencapaian tersebut, laporan terbaru dari penyedia data aset kripto institusional Kaiko menyoroti satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan Binance secara konsisten, yakni likuiditas.
Dalam laporan yang berjudul Liquidity Flywheel Drives Binance to 300 Million Users, Kaiko menilai bahwa fokus jangka panjang Binance pada kedalaman pasar, kualitas eksekusi, dan ketahanan infrastruktur telah menjadikannya pusat aktivitas perdagangan aset kripto lintas siklus pasar, baik saat pasar bullish maupun ketika menghadapi tekanan.
Rahasia di Balik Pertumbuhan Binance
Menurut Kaiko, likuiditas cenderung mengikuti arus perdagangan. Sejak mulai beroperasi pada 2017, Binance menarik partisipasi pasar melalui strategi daftar aset yang cepat, pengembangan pasar berbasis stablecoin, serta sistem eksekusi yang andal. Pendekatan ini mendorong masuknya volume perdagangan, yang kemudian memperdalam likuiditas dan menekan spread transaksi.
Efek berulang tersebut membentuk apa yang disebut sebagai liquidity flywheel. Likuiditas yang semakin dalam menurunkan biaya eksekusi dan meningkatkan efisiensi perdagangan, sehingga menarik lebih banyak trader dan pengguna baru ke platform.
Pada awal peluncurannya, ekosistem exchange kripto masih dihadapkan pada tantangan mendasar, seperti antarmuka lambat, gangguan sistem, dan likuiditas yang terfragmentasi. Binance masuk dengan fokus pada kualitas eksekusi dan akses global. Salah satu keputusan strategisnya adalah menempatkan pasangan perdagangan berbasis USDT sebagai pusat aktivitas pasar, yang secara efektif menyatukan likuiditas lintas wilayah dan sistem fiat.
Di sisi lain, strategi listing yang agresif namun cepat menjadikan Binance sebagai tujuan utama bagi proyek-proyek baru. Seiring meningkatnya minat trader, penyedia likuiditas profesional mulai masuk dengan spread yang semakin ketat.
Siklus ini memperkuat kedalaman pasar dan menjadikan Binance sebagai pusat konsolidasi aktivitas perdagangan, terutama sejak 2019, sebagaimana tercermin dalam data jumlah pasangan perdagangan versi Kaiko.
Dominasi Volume dan Aktivitas Perdagangan
Data Kaiko menunjukkan bahwa Binance secara konsisten memimpin exchange terpusat dari sisi likuiditas spot, kedalaman pasar, dan aktivitas perdagangan. Sejak awal operasinya pada 2017, Binance menarik partisipasi pasar melalui daftar aset yang cepat, pasar berbasis stablecoin, serta sistem eksekusi yang stabil. Kombinasi ini mendorong masuknya volume, yang kemudian memperdalam likuiditas dan menekan spread transaksi.
Adapun sejak 2019, pangsa volume global Binance terus meningkat dan relatif stabil di kisaran 60 persen dari total volume spot exchange terpusat.
Skala infrastruktur Binance terlihat jelas pada 1 Desember 2025. Dalam satu hari, Binance memproses sekitar US$20 miliar atau setara Rp320 triliun volume spot melalui 61,9 juta transaksi. Angka ini jauh melampaui exchange global lain, yang pada hari yang sama mencatat volume sekitar US$3–4 miliar dengan jumlah transaksi yang jauh lebih rendah.
Menurut Kaiko, tingginya jumlah transaksi mencerminkan kombinasi basis pengguna ritel global dan strategi eksekusi algoritmik. Kondisi ini memungkinkan spread tetap ketat dan likuiditas terjaga dekat dengan harga pasar, bahkan saat volume meningkat tajam.
Tahan di Tengah Tekanan Pasar
Kaiko juga mencatat ketahanan order book Binance selama berbagai peristiwa tekanan pasar, termasuk kejatuhan harga, ketidakpastian regulasi, dan fase deleveraging industri. Saat terjadi guncangan, spread memang melebar dan kedalaman sempat menurun, namun pemulihan berlangsung relatif cepat.
Ketahanan ini menunjukkan bahwa penyedia likuiditas profesional tetap aktif di Binance, bahkan dalam kondisi pasar yang tidak stabil. Bagi trader, kondisi tersebut berpengaruh langsung terhadap keandalan eksekusi dan konsistensi perdagangan.
Memasuki fase berikutnya, kejelasan regulasi menjadi faktor pendukung tambahan. Binance memperoleh lisensi Abu Dhabi Global Market (ADGM) pada Desember 2025, yang memungkinkan entitasnya beroperasi di bawah kerangka regulasi Abu Dhabi mulai 5 Januari 2026 sebagai exchange, lembaga kliring, dan broker-dealer.
Menurut Kaiko, kejelasan regulasi cenderung meningkatkan kepercayaan institusional, mendorong arus modal yang lebih stabil, dan memperkuat likuiditas. Dikombinasikan dengan posisi likuiditas Binance yang sudah dominan, perkembangan ini memperpanjang efek jaringan yang telah terbentuk.