Cryptoharian – Pasar kripto kembali dipenuhi spekulasi besar melihat pergerakan harga Bitcoin (BTC) saat ini. Salah satu analis di bidang mata uang kripto bernama Joao Wedson, mengungkapkan bahwa Oktober 2025 bisa menjadi akhir dari fraktal Bitcoin saat ini.
Temuan ini berdasarkan pola perulangan historis (repetition fractal cycle) yang telah diamati sejak 2013, dan kini mendekati titik klimaksnya.
“Jika pola ini valid, Oktober bisa menandai penutupan resmi dari fase bullish ini,” tulis Wedson di media sosial X-nya.
Dalam grafik yang dipublikasikan oleh Alphractal, Bitcoin terlihat bergerak dalam siklus berulang empat tahunan yang terdiri dari:
- Fase akumulasi
- Fase naik tajam
- Fase distribusi
- Fase koreksi.
Setiap siklus utama terbagi-bagi menjadi beberapa siklus jangka pendek, membentuk gelombang yang sangat simetris dari waktu ke waktu. Jika pola ini bertahan, maka Oktober 2025 menjadi ujung dari gelombang utama saat ini, dan membuka kemungkinan dua skenario ekstrem, yakni:
- Koreksi tajam ke US$ 100.000 sebelum melesat ke atas US$ 140.000, atau
- Awal dari fase bearish besar menuju di bawah US$ 50.000 pada tahun 2026.
Tak kalah menarik, komentar Elon Musk baru-baru ini juga menggemparkan komunitas. Dalam pernyataan samar, ia menyebut bahwa Donald Trump bisa memicu bear market di kuartal IV 2025, sebuah klaim yang mengingatkan publik akan postingannya pada 2021 yang secara misterius memprediksi puncak BTC di US$ 69.000.
“Kini komunitas kripto terbagi menjadi dua kubu, dengan sebagian percaya bahwa siklus 4 tahunan telah berakhir dan digantikan oleh tren adopsi global yang akan mendorong harga naik terus-menerus,” ujarnya.
Akan tetapi, Wedson dan kalangan analis teknikal lainnya melihat Oktober sebagai momen penting, mungkin napas terakhir sebelum koreksi besar terjadi.
“Saya penasaran siapa yang benar, generasi baru yang yakin harga akan naik selamanya, atau sejarah yang akan kembali berulang. Mungkin hanya Satoshi yang tahu,” kata Wedson.