Cryptoharian – Menjelang akhir pekan, investor aset kripto disarankan untuk mencermati sejumlah indikator teknikal guna menghindari resiko koreksi harga mendadak. Salah satu indikator paling penting yang sering digunakan trader adalah Relative Strength Index (RSI), pengukur momentum yang membantu menilai apakah sebuah aset sedang overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual).
Melansir dari finbold.com, RSI dihitung pada skala 0-100, di mana angka di atas 70 menandakan kondisi overbought dan potensi terjadinya koreksi harga dalam waktu dekat.
Dalam pantauan Finbold, setidaknya dua aset kripto kini memasuki zona jenuh beli, yang bisa menjadi sinyal bagi trader untuk lebih berhati-hati atau menghindari posisi jangka pendek.
1. PAX Gold (PAXG): Tenang di Permukaan, Tapi Resiko Mengintai
PAX Gold adalah token kripto yang didukung oleh emas fisik, memungkinkan investor mendapatkan eksposur terhadap emas tanpa perlu menyimpan logam mulia secara fisik. Saat ini, harga PAXG relatif stabil di angka US$ 3.558,12, nyaris tidak berubah dalam 24 jam terakhir.
Namun, indikator RSI menunjukkan sinyal yang berbeda. Pada grafik 15 menit, RSI PAXG masih netral di level 49.06. Tapi di grafik 24 jam, RSI-nya melonjak ke 76.21, menandakan bahwa PAXG telah memasuki wilayah overbought.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa meski harganya terlihat stabil, tekanan jual bisa meningkat dalam waktu dekat, terutama jika investor mulai mengambil keuntungan dari reli sebelumnya.
2. Redstone (RED): Melejit Terlalu Cepat, Saatnya Koreksi?
Redstone adalah proyek berbasis DeFi yang fokus pada solusi data blockchain yang skalabel. Dalam 24 jam terakhir, token RED mencatatkan lonjakan harga hingga 65,44 persen, dengan total harga saat ini di kisaran US$ 0,6821, salah satu performa terbaik di pasar kripto.
Namun, reli agresif ini menunjukkan tanda-tanda kelelahan. RSI RED tercatat di:
- 64.89 (grafik 15 menit)
- 77.42 (grafik 12 jam)
- 75.92 (grafik 24 jam)
Kombinasi RSI yang sangat tinggi dan penurunan harga sebesar 3,44 persen dalam waktu satu jam terakhir memperkuat sinyal bahwa investor mulai melakukan aksi ambil untung.
Dengan momentum yang sudah terlalu panas, risiko penurunan tajam semakin meningkat, terutama jika tekanan jual terus bertambah.