Jakarta – Harga Bitcoin (BTC) kembali menguat dengan menembus level USD 112.000 atau sekitar Rp1,84 miliar pada Rabu (3/9/2025) malam. Berdasarkan data CoinMarketCap, BTC sempat menyentuh USD 112.500 sebelum stabil di kisaran USD 112.067.
Kenaikan ini terjadi di tengah meningkatnya optimisme pasar menjelang keputusan suku bunga The Fed pada 17 September mendatang. Meski demikian, September secara historis dikenal sebagai bulan “Red September” karena sering mencatat kinerja negatif bagi Bitcoin, dengan rata-rata return minus 3,8% sejak 2013.
Namun, dalam dua tahun terakhir, BTC justru berhasil menutup September di zona hijau, termasuk kenaikan terbaik pada 2024 sebesar 7,29%. Hal ini menimbulkan harapan tren negatif musiman kembali terpatahkan pada 2025.
Menurut analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur, Bitcoin saat ini menguji support kuat di USD 105.000–110.000. Jika level ini bertahan, peluang rebound menuju USD 115.000–120.000 pada akhir September dinilai realistis, terutama dengan probabilitas 87% pemangkasan suku bunga The Fed.
Selain faktor kebijakan moneter, dukungan institusional melalui ETF Bitcoin spot dan tren emas yang menembus rekor tertinggi juga memperkuat narasi bullish. BTC kini dipandang tidak hanya sebagai aset spekulatif, tetapi juga alternatif penyimpan nilai di tengah ketidakpastian global.