Jakarta – CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan perusahaan penerbit stablecoin USDt tidak menjual kepemilikan bitcoin untuk membeli emas, usai muncul spekulasi di komunitas kripto.
Dalam unggahan di platform X pada Minggu (7/9/2025), Ardoino menekankan Tether tetap konsisten mengalokasikan keuntungan pada aset seperti bitcoin, emas, dan tanah. Pernyataan ini membantah klaim YouTuber Clive Thompson yang merujuk data atestasi BDO, menyebut kepemilikan bitcoin Tether turun dari 92.650 BTC di kuartal I menjadi 83.274 BTC di kuartal II 2025.
CEO Jan3, Samson Mow, turut membantah klaim tersebut. Ia menjelaskan Tether mentransfer 19.800 BTC ke Twenty One Capital (XXI), termasuk 14.000 BTC pada Juni dan 5.800 BTC pada Juli 2025, bukan menjualnya. Bahkan, jika transfer dihitung, Tether justru memiliki tambahan 4.624 BTC dibanding akhir kuartal I.
Menurut data BitcoinTreasuries.net, Tether kini menguasai lebih dari 100.521 BTC senilai sekitar USD 11,17 miliar atau Rp 181,22 triliun. Ardoino menegaskan strategi perusahaan adalah memperkuat cadangan aset aman di tengah ketidakpastian global.
Di sisi lain, Yayasan Ilmu Pengetahuan Alam Nasional China (NSFC) baru-baru ini meluncurkan Proyek Manajemen Darurat Fase 3 2025 untuk meneliti risiko stablecoin global, dengan pendanaan riset hingga 300.000 yuan. Program ini dinilai analis dapat menjadi pijakan penting bagi kerangka regulasi stablecoin di masa depan.