Skip to content

Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia

Menu
Menu

Harga Bitcoin Turun Drastis Setelah Capai Rekor, Ada Apa Sebenarnya?

Posted on September 10, 2025

Bitcoin (BTC), sang pionir mata uang kripto, kembali mencuri perhatian pasar global.

Setelah menembus level tertinggi sepanjang masa di $124,457.12, kini harga BTC terkoreksi tipis berada di kisaran $110,651.16 per (BTC/USD).

Kapitalisasi pasar masih bertengger pada angka spektakuler, yakni $2,203.87 miliar USD, dengan volume perdagangan harian mencapai $22.26 miliar USD.

Meski penurunan harga harian hanya sebesar -0.06%, tren koreksi jangka pendek membuat pelaku pasar waspada.

Dalam 30 hari terakhir, BTC kehilangan lebih dari 5% nilainya, turun $5,930.50. Namun, bila dilihat lebih luas, performa 90 hari terakhir masih positif dengan kenaikan +4.89%.

Pertanyaannya, apa yang sebenarnya menekan harga Bitcoin di tengah popularitasnya yang kian mainstream?

Tekanan dari Aksi Ambil Untung Pasca Rekor Tertinggi

Koreksi Bitcoin belakangan ini erat kaitannya dengan aksi ambil untung (profit-taking).

Setelah harga menembus rekor baru, investor jangka pendek cenderung melakukan realisasi keuntungan untuk mengamankan modal.

Fenomena ini lazim terjadi di pasar kripto, terutama setelah periode reli panjang.

Dengan pasokan beredar mencapai 19.92 juta BTC (sekitar 94.84% dari total maksimum 21 juta), setiap pergerakan kecil dalam aksi jual mampu memberi dampak signifikan pada harga.

Sentimen Makroekonomi Global

Selain faktor internal, dinamika makroekonomi turut berperan. Ketidakpastian seputar arah kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menjadi salah satu pemicu utama volatilitas.

SSaat suku bunga tetap tinggi, investor cenderung memilih instrumen keuangan yang lebih aman seperti obligasi, sehingga aliran modal ke aset berisiko seperti kripto sedikit tertekan.

Tak hanya itu, penguatan dolar AS juga menjadi faktor penghambat kenaikan Bitcoin. Karena BTC dihargakan dalam USD, setiap penguatan dolar otomatis mengurangi daya beli investor internasional.

Tekanan dari Regulasi dan Kebijakan Pemerintah

Pasar kripto masih sangat dipengaruhi oleh arah regulasi. Isu seputar pengawasan ketat terhadap bursa kripto, aturan pajak, hingga kontrol aliran modal digital oleh regulator global, seringkali menimbulkan ketidakpastian.

Investor institusional, yang kini menjadi motor utama pasar, cenderung menahan diri dalam menambah eksposur ketika wacana regulasi belum sepenuhnya jelas. Hal ini menciptakan fase konsolidasi harga.

Dinamika Pasar Kripto Secara Internal

Di dalam ekosistem kripto itu sendiri, tekanan juga datang dari meningkatnya minat pada altcoin.

Beberapa proyek seperti Ethereum, Solana, dan token-token DeFi baru belakangan mencatat lonjakan harga. Pergeseran arus modal sementara dari BTC ke altcoin dapat mengurangi momentum Bitcoin.

Namun, historisnya, fenomena ini biasanya hanya bersifat siklus. Bitcoin tetap menjadi aset dominan dengan kapitalisasi pasar terbesar, dan sering kembali menjadi pusat perhatian saat volatilitas meningkat.

Analisis Teknis: Zona Support dan Resistensi

Dari sudut pandang teknikal, harga BTC saat ini berada di rentang konsolidasi antara $110,024 (support harian) dan $110,993 (resistensi harian).

Penembusan ke bawah dapat membuka peluang koreksi lebih dalam, sementara rebound dari zona ini akan menjadi sinyal penting bagi kelanjutan tren naik.

Maka dari itu, investor jangka menengah masih optimis karena harga tetap lebih tinggi dibandingkan posisi 90 hari lalu.

Artinya, koreksi saat ini lebih tepat dipandang sebagai fase sehat dalam tren naik jangka panjang.

Bitcoin Masih Menjadi Barometer Pasar Kripto

Meski mengalami tekanan harga, Bitcoin tetap menjadi “barometer” kesehatan pasar kripto global. Kapitalisasi pasar yang mendekati $2,3 triliun menunjukkan betapa besarnya pengaruh BTC terhadap ekosistem finansial digital.

Koreksi jangka pendek saat ini bisa jadi justru membuka peluang masuk bagi investor yang percaya pada prospek jangka panjang.

Dengan semakin dekatnya pasokan maksimal 21 juta BTC, faktor kelangkaan akan menjadi katalis utama yang menjaga nilai Bitcoin dalam jangka panjang.

Di persimpangan antara tekanan makro, aksi ambil untung, dan dinamika pasar internal, Bitcoin sekali lagi membuktikan dirinya bukan sekadar aset digital, tetapi juga fenomena ekonomi global yang terus berevolusi.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • PEPE Membentuk Segitiga Simetris Saat Breakout Menuju $0,000026 Muncul
  • Altcoin Siap Melampaui Level Kunci, Indeks Pasar Melonjak
  • Kontrak Berjangka Bitcoin Menunjukkan Lonjakan Ritel Meskipun ETF Tumbuh
  • Pemegang Bitcoin Jangka Pendek Kembali Merugi Setelah 4 Bulan Untung
  • TRON Pangkas Biaya Gas Sebesar 60%, Picu Lonjakan Aktivitas Jaringan Harian

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024

Categories

  • Alt Coin
  • Hot Crypto
  • Hot News
  • Solusi Investasi
  • Uncategorized
©2025 Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia | Design: Newspaperly WordPress Theme